DPD Makin Yakin Indonesia Bakal Jadi Lumbung Pangan Dunia

Selasa, 04 Juli 2017 – 22:10 WIB
Mentan Amran Sulaiman (baju putih) dalam acara panen padi. Foto JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI optimistis Indonesia mampu menjadi lumbung pangan di tingkat Asia Tenggara (Asean) dalam jangka pendek.

Hal ini disampaikan Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba, atas hasil kajian The Economiest Intelligen Unit (EIU), yang menempatkan sektor pertanian Indonesia masuk peringkat 25 dari 113 negara yang diteliti.

BACA JUGA: Prestasi Meningkat, Mentan Apresiasi Semua Pihak

"Dan lumbung pangan dunia dalam jangka panjang. Swasembada beras sudah menjadi modal dasar Indonesia," ujar Parlindungan saat dikonfirmasi di Jakarta.

Parlindungan mengaku, torehan positif dari lembaga internasional tersebut membanggakan Indonesia, karena capaian Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Andi Amran Sulaiman itu menjadi perhatian dunia.

BACA JUGA: Mentan Minta Maaf kepada Anak Buahnya

"Ini berkat kerja keras pemerintah yang telah mulai membuahkan hasil yang menggembirakan," kata Anggota DPD dari Sumatera Utara itu.

Parlindungan menilai, Amran dan stafnya telah berhasil membina kerja sama dengan instansi terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), TNI, serta lainnya dalam masalah irigrasi dan sebagainya.

BACA JUGA: Pertanian Indonesia Masuk Peringkat 25 Besar Dunia

"Keberhasilan ini, karena koordinasi yang mantap," serunya.

Keterlibatan dan dukungan petani dan pemerintah daerah (pemda) merupakan kunci kesuksesan lainnya, baik dalam fasilitas alat dan mesin pertanian (alsintan), kredit petani, serta sebagainya.

Berdasarkan hasil riset EIU dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation tentang Indek Keberlanjutan Pangan (Food Sustainability Index/FSI), sektor pertanian Indonesia masuk 25 besar dari 113 negara yang menjadi sampel.

Artinya, mengalami lonjakan signifikan dibanding tahun sebelumnya, di mana Indonesia berada pada rangking 71 dan posisi 74 pada dua tahun kebelakang.

Kemudian, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara atau Asean yang sukses menembus 25 besar.

Penelitian menggunakan pertimbangan 2/3 penduduk dunia berada di 25 negara tersebut dan sudah mencakup 87 persen dari total PDB dunia.

Riset FSI sendiri disusun berdasarkan 58 indiaktor dan mencakup empat aspek. Yakni, secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan/susut pangan dan limbah (food loss and waste) serta aspek gizi (nutritional challenges).

Secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil serta berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.

Untuk sustainable agriculture, Indonesia bercokol di rangking 16 (53,87) setelah Argentina serta berada di atas Cina, Ethiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan India.

Pada kategori ini, Indonesia mendapat skor tinggi pada ketersediaan sumber daya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim.

Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia bertengger di peringkat 24 (32,53) setelah Uni Emirat Arab dan berada di atas Arab Saudi. Indonesia termasuk dalam kategori sedang dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss).

Selanjutnya aspek nutritional challeges, Indonesia masuk peringkat 18 (56,79) setelah Brasil serta berada di atas Turki, Rusia, Mesir, Meksiko, Afrika Selatan, Nigeria, dan India.

Pada kategori itu, Indonesia dipandang mampu mengatasi masalah defisiensi micronutrient, prevalensi kelebihan gizi, kurang gizi, kelebihan gula, serta mampu membeli makanan segar.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Pertanian Dongkrak PDB Terbesar Kedua


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler