DPR Disarankan Fasilitasi Dialog Jakarta-Papua

Untuk Pangkas Sikap Saling Curiga

Selasa, 16 April 2013 – 21:31 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menyatakan ada pandangan kebencian sebagian masyarakat di Papua dan Nagroe Aceh Darussalam terhadap Jawa. Siti mengaku sangat merasakan kebencian terhadap Jawa ketika melakukan penelitian di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Papua beberapa bulan terakhir.

"Sebagian masyarakat Aceh dan Papua menyatakan curiga terhadap Jawa," kata Siti Zuhro, dalam diskusi bertema 'Papua dan Masa Depan Indonesia, Memperingati 50 Tahun Integrasi Papua, 1 Mei 2013' di press room DPR, gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Selasa (16/4).

Bahkan Siti pun ikut dicurigai saat melakukan penelitian. "Saya ini orang Jawa. Jadi dicurigai juga. Lantas mereka menjawab, kalau Ibu tidak kami curigai karena ibu tahu Indonesia ini sangat luas," ungkap Siti.

Akibat saling curiga, lanjut dia, saat ini terjadi stagnasi pembangunan di Papua yang pupulasinya hanya sekitar dua juta jiwa. "Akhirnya berkembang politik identitas, Papua melihat Jakarta dan Jakarta melihat Papua yang lepas dari bingkai NKRI. Ini fakta bahwa negeri ini sudah salah urus," ujar Siti.

Karena itu, Siti mendorong DPR agar segera membangun satu forum khusus bagi terlaksananya dialog Jakarta-Papua. "Tawaran dialog Papua ditolak Jakarta dan UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat) tidak diterima Papua. Karena itu, DPR harus menyiapkan forum baru agar politik identitas dan saling curiga tidak berkembang," saran Siti.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bersaudara Tersangka Penyuap Luthfi Segera Diadili

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler