DPR Dukung Menteri Bahlil Kawal Investasi Pabrik Baterai Bernilai Rp 135 Triliun di Bantaeng

Kamis, 01 Juni 2023 – 20:35 WIB
Anggota DPR RI Komisi VI Muhammad Sarmuji. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji mendukung langkah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengawal kerja sama Inggris akan menanamkan investasi jumbo sebesar Rp 135 triliun di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan untuk membangun pabrik baterai.

Hal itu juga sudah sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) supaya sektor tersebut dapat dilakukan percepatan pembangunan.

BACA JUGA: Platform Tumbuh Makna Tingkatkan Literasi Investasi dan Keuangan untuk Masyarakat

"Bagus, harus dikawal. Kita sudah punya pengalaman juga ‘Janji-janji’ dari negara lain atau perusahaan besar. Jadi, pemerintah harus betul-betul memastikan bahwa wacana itu betul-betul bisa dieksekusi bukan sesuatu yang memberi madu di depan itu,” ujar Sarmuji, Kamis (1/6/2023).

Politikus dari Partai Golkar itu menyampaikan jika benar serius ingin berinvestasi maka pemerintah harus memberikan sejumlah insentif yang menarik bagi investor agar proyek tersebut dapat terwujud.

BACA JUGA: DPR Dukung Langkah Menteri Bahlil Dorong Investor Berinvestasi ke Indonesia Tanpa Perantara

“Masuk atau tidak, terus seberapa serius calon investornya. Kalau mereka serius, fasilitas apa yang bisa kita berikan sehingga mereka betul-betul mau menginvestasikan uang yang begitu besar ke Indonesia di Bantaeng khususnya,” ujar Sarmuji.

Sebab, uang sebesar itu pasti mereka memerlukan syarat-syarat. Biasanya ada syarat infrastruktur atau kemudahan-kemudahan yang lain dalam bentuk tax holiday.

BACA JUGA: KIB Luncurkan Visi Misi, Sarmuji: Akademisi Diberi Kesempatan Memberikan Masukan

“Perlu dipastikan saja. Diperjelas sejak awal supaya nanti investasi sebesar itu betul-betul terealisasi,” ujar Sarmuji.

Lebih lanjut Sarmuji mengatakan upaya pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik sudah tepat. Pasalnya, tren penggunaan kendaraan listrik akan makin meningkat ke depan.

Sarmuji berharap pemerintah konsisten menerapkan kebijakan tersebut agar memberikan kepastian kepada investor bahwa Indonesia adalah negara yang berpotensi sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Sebenarnya, kata dia, langkah pemerintah sudah bagus untuk menciptakan ekosistem vehicle berbasis baterai. Misalkan dengan cara membangun smelter di Indonesia.

“Industri-industri pelengkap untuk terjadinya vehicle itu sudah mulai dilengkapi termasuk industri turunannya sudah dimulai dibangun di Indonesia,” ucapnya.

Namun, perlu kebijakan yang konsisten. “Kalau kebijakan itu nanti on off, timbul tenggelam pasti ekosistem itu tidak akan tercipta,” ujar Sarmuji.

Untuk mewujudkan ekosistem baterai kendaraan listrik ini, Sarmuji mengatakan butuh kerja keras yang luar biasa. Sebab, sektor tersebut merupakan industri strategis maka perlu diperkuat dan didukung oleh semua pihak.

“Industri yang memang harus diperkuat oleh pemerintah. Sebab kita punya sisi jangka panjang bahwa industri ini adalah industri strategis yang berdasarkan Kompetitifnes dari Indonesia. Jadi, harus diperkuat,” ujar Sarmuji.

Sebelumnya, Menteri Bahlil Lahadalia telah melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa Inggris berminat untuk berinvestasi ke Indonesia dengan membangun proyek industri baterai listrik dengan nilai investasi sebesar Rp 135 triliun.

“Baru kami melakukan rapat dengan Bapak Presiden beserta beberapa anggota kabinet, menteri, dan Direktur Utama Antam membahas tentang investasi Inggris yang ada di Indonesia terkait percepatan dalam membangun ekosistem baterai mobil,” ujar Bahlil.

Bahlil mengungkapkan investasi Inggris akan membangun pabrik baterry cell dengan kapasitas 20 gigawatt di Bantaeng.

Pembangunan pabrik dilakukan oleh perusahaan Inggris EVision, perusahaan Swiss Glencore, perusahaan Belgia Umicore, dan PT Antam dari Indonesia. Total investasinya kurang lebih sekitar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).

Bahlil menjelaskan pabrik baterai yang akan dikebut di Bantaeng akan dibangun pada kawasan industri dengan sumber energi bersih, tepatnya dengan energi tenaga angin.

"Investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, yang akan memakai tenaga angin di Sulawesi di Bantaeng. Ini segera akan kita lakukan, kemudian ada tambang nikelnya dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan," papar Bahlil.

"Kalau bisa kita percepat, kita lakukan ini investasi pembangunan baterai mobil merambah sampai baterry cell,” pungkas Bahlil.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler