DPR Ingatkan Risiko Karhutla di Tengah Pandemi Covid-19

Kamis, 25 Juni 2020 – 22:54 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin monyoroti kebakaran hutan yang kembali marak di Tanah Air.

Kejadian kebakaran hutan kali ini menjadi persoalan yang tidak biasanya akibat berbarengan dengan wabah covid-19. Virus yang cenderung menyerang saluran pernapasan terutama paru-paru ini bila digabung dengan kejadian kebakaran hutan yang berdampak pada asap tebal, maka risiko kematian penderita penyakit corona akan lebih tinggi tingkat kematiannya.

BACA JUGA: KLHK Bersama APHI Kompak Atasi Masalah Karhutla di Lahan Gambut

“Kebakaran hutan ini berlangsung tiap tahun. Besar kecil kebakaran akan selalu mengganggu lingkungan masyarkat karena terganggu pernafasannya. Makin besar kebakaran, semakin luas dampaknya hingga keluar negara. Bila berbarengan dengan wabah virus corona ini,  sangat berbahaya sekali bagi penderitanya," ujar Akmal dalam keterangan pers, Kamis (25/6).

Politikus PKS ini mengatakan paparan virus corona dengan ada atau tidak ada kebakaran jangkauannya akan sama saja tergantung pengendalian pemerintah bersama masyarakat. Namun bila pada lingkungan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan seperti sumatera dan kalimanatan, maka ancaman kematian akan semakin tinggi pada masyarakat yang terkena wabah ini.

BACA JUGA: Libur Lebaran, KLHK Tetap Rekayasa Hujan Cegah Karhutla di Lahan Gambut

Seperti yang dipaparkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau panjang mengalami puncaknya pada bulan Agustus 2020. Dan ,sejak April, 17 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Akmal meminta pengendalian ekstra tinggi perlu dilakukan pada penanganan kebakaran hutan terutama pada giat pencegahannya.

"Koordinasi pemerintah pada pengendalian kabakaran hutan kali ini berhadapan pada risiko jatuhnya korban jiwa. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Asma akan menjadi dua kali lipat beratnya ketika bersandingan dengan corona. Kebijakan Anggaran pada penanganan kebakaran hutan ini mesti sinergi dengan pengendalian covid sehingga efektif dan efisien", tutur Akmal.

BACA JUGA: Andi Akmal: RUU Cipta Kerja Harus Mendorong Kemandirian Pangan

Akmal sangat berharap, pola yang dilakukan pemerintah berupa mengulang modifikasi cuaca dapat membuahkan hasil. Modifikasi cuaca dengan tujuan menurunkan hujan di wilayah gambut agar lahan tetap basah dan terhindar dari potensi terbakar menjadi harapan semua pihak.

"Sudah ribuan titik hotspot bermunculan sejak Januari lalu di hampir seluruh wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan mulai dari Sumatera Selatan, Sumatera Barat hingga Riau. Semua berharap pemerintah kali ini mampu membuktikan kinerjanya dalam pengendalian kebakaran hutan ini sehingga rakyat bertambah rasa aman dalam berkehidupan di negeri ini,” tutup Andi Akmal.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler