DPR Ingin Dirut Pertamina dari Internal

Jumat, 10 Februari 2017 – 08:47 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - PT Pertamina (Persero) belum juga menemukan figur untuk mengisi kursi direktur utama.

Menteri BUMN Rini Soemarno sempat menyatakan akan mempertimbangkan figur eksternal untuk menduduki kursi dirut Pertamina.

BACA JUGA: Bursa Bos Pertamina, Peluang Orang Dalam Mengecil

Namun, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menginginkan posisi dirut Pertamina diisi kandidat dari internal perseroan.

Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto menyatakan, calon dari internal lebih mengetahui dan menguasai seluk-beluk Pertamina.

BACA JUGA: Pertamina Bakal Bangun Depo BBM di Sukabumi

’’Makanya, saya berharap dirut adalah orang yang bekerja di Pertamina,’’ ujar legislator Fraksi Partai Golkar itu di sela rapat komisi VII dengan Pertamina di gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/2).

Dito juga menginginkan proyek-proyek Pertamina tidak terhambat karena perombakan manajemen.

BACA JUGA: Yenni Andayani Ditunjuk Gantikan Dwi Soetjipto

Jika proyek kilang berhenti, importir minyak akan diuntungkan.

Di tempat yang sama, anggota komisi VII Ramson Siagian menilai, direksi Pertamina saat ini cukup mumpuni.

Legislator Fraksi Partai Gerindra tersebut meyakini, jajaran direksi Pertamina memiliki kompetensi yang baik dalam memimpin perusahaan minyak pelat merah itu.

DPR tengah merevisi Undang-Undang Migas yang akan memberikan otoritas pada Pertamina untuk mengelola aset migas nasional.

Nantinya, Pertamina menjadi badan tersendiri guna mengelola aset-aset migas tersebut. Karena itu, dibutuhkan tim manajemen yang solid.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu menuturkan, rapat kemarin membahas laporan keuangan Pertamina serta lonjakan konsumsi pertalite.

Laporan keuangan Pertamina mencatat penurunan pendapatan pada 2014–2016.

Pelaksana tugas (Plt) Dirut Pertamina Yenni Andayani menyebutkan, kinerja perseroan masih terbilang positif.

’’Penurunan pendapatan perseroan periode 2014–2016 dipengaruhi tren harga minyak dunia. Pada 2014, kan harganya USD 110 per barel. Lalu, pada 2016, harganya ke tren titik rendah USD 40 per barel atau menurun 60 persen,’’ jelasnya.

Dia menambahkan, perseroan melakukan upaya efisiensi biaya USD 30,28 miliar.

Dengan demikian, laba bersih perseroan meningkat pada 2016.

’’Laba bersih mencapai USD 3,14 miliar pada 2016. Ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2015 sebesar USD 1,42 miliar dan 2014 USD 1,45 miliar,’’ tuturnya. (dee/c18/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Bu Rini Copot Dirut-Wadirut Pertamina


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pertamina  

Terpopuler