DPR: Ini Kesalahan Sistem Pendidikan

Rabu, 26 September 2012 – 17:42 WIB
JAKARTA - Tawuran antarpelajar di DKI Jakarta, seakan tak ada habis-habisnya. Belum saja usai polisi menyelidiki kasus tewasnya Alawy, pelajar SMA 6 yang menjadi korban bentrok dengan SMA 70, hari ini kembali tawuran menelan korban jiwa.

Deny Yanuar, siswa SMK Yake, Kampung Melayu yang menjadi korban akibat tawuran di Tebet, Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (26/9) siang. Deny Yanuar yang terluka diperut akibat bacokan celurit, tewas saat akan dibawa ke rumah sakit.

Korban menjadi sasaran amukan pelajar antara SMK Yake dan SMK Kartika Zeni.

Anggota Komisi X, Zulfadhli, menegaskan, Komisi X DPR baru saja selesai menggelar  rapat dengan Direkrotat Pendidikan Menengah Kemdikbud dan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, membahas tawuran di Bulungan antara SMA 6 dan SMA 7 Jakarta.

"Astaghfirullah... Kami baru saja selesai rapat dengan Dirjen Dikmen dan Kadisdik DKI bahas tawuran Bulungan," kata Zulfadhli, Rabu (16/9), ketika mendapat kabar tawuran yang kembali menelan korban jiwa.

Dijelaskan Zulfadhli, peristiwa yang seakan tak ada habisnya ini akibat kesalahan sistem pendidikan.

"Ini akibat kesalahan sistem pendidikan yang hanya menekankan aspek kognitif dengan mengejar nilai ujian saja, tanpa memperhatikan pembentukan karakter siswa," kata Zulfadhli, Rabu (26/9), kepada JPNN.

Ia menegaskan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harus segera merubah sistem pendidikan, melalui perubahan kurikulum yang menguatkan aspek pembentukan karakter siswa yang cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spiritual. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Siswa SMK Bentrok

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler