"Saya kemarin mendapatkan dua paket yang isinya buku. Tadinya saya berpikir, saya akan dapat 1000 buku untuk saya bagikan ke ponpes di daerah. Nyata hanya dua paket yang bisa dijinjing. Lah mana bisa saya bagi-bagikan ke daerah lain kalau jumlah bisa dihitung jari, dua ponpes saja sudah untung-untungan," ketus Jamal Azis, anggota Komisi X DPR RI dalam rapat dengar pendapat dengan Kepala Perpustakaan Nasional RI (PNRI) Sri Sularsih, di Senayan, Rabu (10/10).
Ditambahkannya, fungsi utama PNRI adalah untuk mencerdaskan anak bangsa lewat buku. Kalau kemudian mendapatkan buku saja sulit, bagaimana bisa cerdas anak bangsanya.
"Ibu kepala PNRI duluin buku saja jangan lainnya. Ibu juga harus punya formula yang tetap bagaimana menjadi kami anggota DPR RI sebagai marketingnya perpustakaan. Ini juga untuk menunjukkan ke masyarakat kalau kami memang care terhadap nasib perpustakaan," tuturnya.
Sementara Surahman Hidayat mengkritisi tidak adanya dana bantuan sosial di dalam item anggaran PNRI. Padahal bansos berupa buku sangat penting bagi kelangsungan perpustakaan. "Kok bansosnya malah nol. Perpustakaan kita masih butuh bantuan buku, jadi itu harus diadakan," tegas politisi dari PKS itu.
Senada itu HM Nasrudin mengungkapkan, untuk membentuk karakter bangsa, salah satunya lewat buku. Bagaimana bisa memahami karakter bangsa bila buku penunjangnya sangat minim.
"Bantuan buku sangat penting. PNRI harus memperhatikan ini," ucap anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala PNRI Sri Sularsih mengatakan, Bappenas tidak membolehkan ada unsur bansos di dalam mata anggaran. Alasannya, anggaran PNRI tidak memenuhi syarat untuk kategori bansos.
"Jadi bantuannya kita masukkan dalam mata anggaran lain. Kalau bansos tidak bisa. Meski begitu kami tetap menyalurkan bantuan buku ke perpustakaan di daerah," terangnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Item Penggunaan Dana BOS Ditambah untuk Anggaran Penelitian Siswa
Redaktur : Tim Redaksi