JAKARTA - Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika, angkat bicara terkait pernyataan Abraham Samad yang menyebut ada pihak yang ingin melengserkannya dari pucuk pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Pasek, lebih baik Abraham tak asal mengumbar tuduhan soal kasus bocornya dokumen Sprindik yang dikenal dengan Sprindikgate itu.
Paek mengatakan, saat ini Komite Etik KPK tengah bekerja membongkar pelanggaran berat dalam kasus bocornya draft Sprindik atas nama Anas Urbaningrum. "Ya daripada sibuk berpolitik, kan lebih baik buktikan saja fakta-fakta hukum yang terjadi sebenarnya bagaimana?" kata Pasek menjawab JPNN, Kamis (28/3).
Karenanya Pasek meminta Abraham tidak memolitisir masalah hukum. "Jangan dipolitisir, karena KPK bukan lembaga politik sehingga cara pandangnya jangan konspiratif, tapi harus yuridis. Kecuali memang belakangan ini sudah berubah karakter," ungkap Pasek.
Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, Sprindikgate itu harus dituntaskan. Dia menegaskan, kalau memang itu menyentuh pimpinan, maka harus ada sanksinya demi pemulihan nama baik KPK.
"Bukankah selama ini KPK menyatakan dirinya profesional? Ya buktikan juga ketika membersihkan dirinya ke dalam juga profesional," kata Pasek lagi.
Sebelumnya diberitakan, Abraham menuding ada pihak yang berupaya mencoba mengkudetanya dari posisi Ketua KPK. Abraham merasa jadi bidikan dalam kasus bocornya dokumen Sprindik yang kini ditangani Komite Etik KPK. "Kebocoran sprindik adalah skenario untuk menjatuhkan dan membungkam saya dari KPK," tegas Samad, melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (27/3).
Sebelumnya, Ketua Komite Etik KPK, Anies Baswedan, Jumat (22/3), enggan membeberkan siapa pembocor sprindik itu. Namun, Rektor Universitas Paramadina, itu mengisyaratkan bahwa pembocor adalah level pimpinan KPK.
"Itu belum bisa saya sampaikan. Tapi, kalau itu di bawah pimpinan tidak perlu Komite Etik," katanya.(boy/jpnn)
Paek mengatakan, saat ini Komite Etik KPK tengah bekerja membongkar pelanggaran berat dalam kasus bocornya draft Sprindik atas nama Anas Urbaningrum. "Ya daripada sibuk berpolitik, kan lebih baik buktikan saja fakta-fakta hukum yang terjadi sebenarnya bagaimana?" kata Pasek menjawab JPNN, Kamis (28/3).
Karenanya Pasek meminta Abraham tidak memolitisir masalah hukum. "Jangan dipolitisir, karena KPK bukan lembaga politik sehingga cara pandangnya jangan konspiratif, tapi harus yuridis. Kecuali memang belakangan ini sudah berubah karakter," ungkap Pasek.
Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, Sprindikgate itu harus dituntaskan. Dia menegaskan, kalau memang itu menyentuh pimpinan, maka harus ada sanksinya demi pemulihan nama baik KPK.
"Bukankah selama ini KPK menyatakan dirinya profesional? Ya buktikan juga ketika membersihkan dirinya ke dalam juga profesional," kata Pasek lagi.
Sebelumnya diberitakan, Abraham menuding ada pihak yang berupaya mencoba mengkudetanya dari posisi Ketua KPK. Abraham merasa jadi bidikan dalam kasus bocornya dokumen Sprindik yang kini ditangani Komite Etik KPK. "Kebocoran sprindik adalah skenario untuk menjatuhkan dan membungkam saya dari KPK," tegas Samad, melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (27/3).
Sebelumnya, Ketua Komite Etik KPK, Anies Baswedan, Jumat (22/3), enggan membeberkan siapa pembocor sprindik itu. Namun, Rektor Universitas Paramadina, itu mengisyaratkan bahwa pembocor adalah level pimpinan KPK.
"Itu belum bisa saya sampaikan. Tapi, kalau itu di bawah pimpinan tidak perlu Komite Etik," katanya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wiranto Nilai Tragedi Cebongan Mudah Diselesaikan
Redaktur : Tim Redaksi