jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) harus bebas dari urusan dan kepentingan partai politik. Kalau syarat tersebut dipenuhi oleh Sutiyoso, dipastikan DPR mendukung mantan gubernur DKI itu memimpin BIN.
"Tidak ada pilihan, kecuali Sutiyoso mengundurkan diri dari pimpinan dan keanggotaan partai politik. Itu saja syaratnya, kalau BIN ingin dapat dukungan DPR," kata Fahri Hamzah, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (10/6).
BACA JUGA: Bang Yos Dinilai Kurang Tepat jabat Kepala BIN
Soal usia Bang Yos, Fahri tidak mempermasalahkan. "Justru di usianya yang sudah 70 tahun, Sutiyoso mungkin bisa lebih arif, lebih matang karena berpengalaman sehingga mampu membangun institusi intelijen lebih profesional," harapnya.
Terkait dengan uji kepatutan dan kelayakan, politikus PKS ini yakin Sutiyoso tidak akan kesulitan. "Saya yakin, dia mudah melewati itu. Saya tidak meragukan beliau. Dia militer cakap, pernah pimpin daerah, bintang tiga. Lebih cocok pimpin BIN ketimbang jadi ketua umum partai politik," tegasnya.
BACA JUGA: Jokowi dan Iriana tak Ikut Seserahan, Hanya Utus Pakde
Tentang dugaan keterlibatan Sutiyoso dalam peristiwa kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) tahun 1996, Fahri menegaskan tidak terbukti.
"Sutiyoso tidak terbukti terlibat dalam peristiwaââ¬Âª Kudatuli 96. Dia Kasdam saat itu. SBY juga terlibat tapi jadi presiden," ungkapnya. (fas/jpnn)
ââ¬Âª
BACA JUGA: Usai Diperiksa sebagai Tersangka, Dirut RSUD Embung Fatimah Boleh Pulang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah: Dana Aspirasi Rp 20 Miliar tak Harus Habis
Redaktur : Tim Redaksi