jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji mengapresiasi kinerja Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menunjukkan progresivitas masuknya investasi ke Indonesia.
Sarmuji menyampaikan hal itu, Sabtu (22/7/2023) menanggapi pernyataan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia yang sebelumnya mengaku lega dengan capaian realisasi investasi tahun 2023.
BACA JUGA: Pengamat Dukung Menteri Bahlil Ajak Investor Membangun Hilirisasi Pasir Kuarsa
Tercatat realisasi investasi pada periode April-Juni atau triwulan II sebesar Rp 349,8 triliun. Dengan begitu, realisasi investasi sejak Januari-Juni 2023 adalah Rp 678,7 triliun atau 48,5 persen dari target Rp 1.400 triliun.
Menariknya, capaian Kementerian Investasi ini bersamaan dengan tahun politik karena banyak pihak meragukan nilai investasi di Indonesia akan meningkat.
BACA JUGA: Proyek Strategis Nasional di Jateng Jalan Terus, Nilai Investasi Tembus Rp 258 T
Namun, hal tersebut dibuktikan oleh Menteri Bahlil Lahadalia dengan capaian realisasi investasi pada periode Januari-Juni sebesar 48,5 persen.
Berdasarkan hal itu, target besaran investasi di tahun 2024 sebesar Rp 1.400 triliun optimis dapat terealisasi di dua triwulan terakhir nanti.
BACA JUGA: Ini Investasi Terbaik dengan Pemandangan Pegunungan di Timur Bandung
Padahal, kata Sarmuji, Indonesia saat ini sedang menghadapi tahun politik. Para investor biasanya akan menahan diri untuk berinvestasi karena dikhawatirkan terjadi goncangan ekonomi akibat ketidakstabilan politik.
Namun, Menteri Bahlil mampu meyakinkan para investor bahwa iklim politik dan ekonomi tetap stabil sehingga realisasi investasi Indonesia cukup baik.
“Capaian di triwulan pertama dan kedua itu menunjukkan progresivitas masuknya investasi di Indonesia, karena kalau biasanya itu cenderung di triwulan pertama itu tidak atau lebih rendah dibandingkan ukuran investasi sebelumnya,” kata Sarmuji.
Dia menilai hal ini menjadi berita gembira bahwa di tahun politik sekalipun investasi yang sempat dikhawatirkan tidak terjadi.
“Ini berita gembira bahwa di tahun politik investasi yang sempat dikhawatirkan akan mengalami penundaan karena investor wait and see. Itu, alhamdulillahnya tidak terjadi,” katanya.
Menurut Sarmuji, kinerja Kementerian Investasi dibawah komando Menteri Bahlil Lahadalia cukup apik, meski tensi politik dalam negeri sudah cukup dinamis.
Dia menilai Menteri Bahlil mampu menjaga suasana tetap kondusif dan ramah untuk investasi.
“Jadi, suasana politik yang begitu dinamis ternyata bisa diimbangi oleh kinerja investasi atau kinerja pemerintah di bidang investasi, dan kita patut memberikan apresiasi kepada Kementerian Investasi dan seluruh jajarannya terutama di bidang perekonomian,” ucapnya.
Sarmuji yakin dengan capaian realisasi investasi di dua triwulan ini sangat baik maka kemungkinan besar pada triwulan tiga dan seterusnya akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, target investasi sebesar Rp 1.400 triliun akan terealisasi.
“Kalau lihat investor ternyata tidak menunda investasi ke Indonesia di tahun yang penuh dengan segala dinamikanya, kemungkinan besar bisa diproyeksikan triwulan ke-3 pun akan membaik dan akan lebih baik mungkin daripada triwulan pertama dan kedua,” ungkapnya.
Politikus Partai Golkar ini menuturkan, salah satu kekhawatiran pemerintah maupun legislatif adalah masuknya tahun politik akan mempengaruhi investasi di Indonesia.
Pasalnya, para investor biasanya memutuskan berinvestasi atau tidak, mempertimbangkan terpilihnya pemimpin baru yang menjalankan roda pemerintahan.
Namun, hal itu nampaknya tidak berlaku melihat kondisi pemerintah yang mampu menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.
“Ini kan faktor yang kemarin kita khawatirkan betul ya tahun politik, investor-investor wait and see atau bahkan akan menunggu terjadinya pergantian kepemimpinan, tetapi faktanya itu tidak terjadi. Artinya itu terkompensasi oleh kinerja pemerintah yang lain, terkompensasi oleh kerja-kerja di bidang investasi dan di bidang perekonomian,” katanya.
Selain itu untuk menggerakkan ekonomi dan capaian target realisasi investasi Sarmuji menyarankan agar Pemerintah daerah (Pemda) turut membantu pemerintah pusat mendukung dan ramah terhadap investasi.
Cara yang bisa dilakukan kata Sarmuji ialah Pemda membuat terobosan-terobosan baru agar para investor tertarik untuk berinvestasi di daerah. Salah satunya memublikasikan atau mempromosikan potensi dan keunggulan ekonomi dari masing-masing wilayah.
“Memang kadang-kadang begini, potensi suatu daerah itu hanya akan dilirik oleh investor kalau terpublikasi, ini ada potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan lalu dipaparkan kepada investor. Daerah harus bisa menyasar investor strategis untuk bisa mengembangkan daerahnya, dan sekaligus mempublikasikan sebenarnya potensi di daerahnya itu apa yang membuat investor itu tertarik,” paparnya.
Menurut Sarmuji, baik pemerintah pusat maupun daerah tidak harus selalu fokus menggaet investor asing, melainkan investor atau pengusaha dari dalam negeri juga perlu diajak berkolaborasi untuk membangun ekonomi nasional.
“Ini sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan investasi asing, tetapi berkaitan juga dengan investor dalam negeri. Investor dalam negeri pun yang orang-orang punya uang itu kalau tidak tahu peluang investasi, tidak tahu potensi suatu daerah pasti enggan untuk menanamkan investasi di daerah tersebut,” tambahnya.
Lebih jauh, Sarmuji meminta seluruh pihak menjaga stabilitas politik agar tetap kondusif demi kemaslahatan bersama.
Selain itu, kepastian hukum juga menjadi hal penting bagi masyarakat terutama para investor yang mau berinvestasi di Indonesia, agar pengurusan izin mereka tidak berbelit-belit dan itu permudah masuknya investasi ke Indonesia.
“Secara umum semua pihak perlu menjaga stabilitas politik kita tetap kondusif seperti sekarang. Kedua, tentu kepastian hukum. Kepastian hukum itu penting, yang ketiga tentu saja kemudahan orang untuk mengurus perizinan. Itu harus terus dilakukan, ditingkatkan karena kemudahan bisnis ini masih menjadi PR besar untuk Indonesia," terangnya.
"Yang lain-lain mungkin sudah bagus tetapi kemudahan bisnis itu masih menjadi PR paling besar untuk masuknya investasi ke kita, kalau itu bisa dilakukan insyaallah investasi kita akan baik di 2023 ini,” pungkas Sarmuji.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil menuturkan realisasi investasi periode April-Juni (triwulan II) 2023 tercatat sebesar Rp 349,8 triliun.
Dengan begitu, realisasi investasi sejak Januari-Juni 2023 adalah Rp 678,7 triliun, atau 48,5 persen dari target Rp 1.400 triliun.
“Target investasi kita di kuartal II mencapai Rp 349,8 triliun, ini realisasi kuartal dua,” ujar Bahlil.
“Kalau satu semester, Januari sampai Juni kita sudah capai Rp 678 triliun, tumbuh 16,1 persen, 48,5 persen dari (target) Rp 1.400 triliun. Jadi, alhamdulillah badan saya tidak jadi pendek lagi. Insyaallah, saya kok jadinya optimistis karena sudah melewati satu semester. Ini bisa mencapai Rp 1.400 triliun, Insyaallah,” ujar Bahlil.
Realisasi investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) di triwulan II sebesar Rp 186,3 triliun atau 53,3 persen.
Sementara dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 163,5 triliun atau 46,7 persen.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari