DPR RI Bakal Kirimkan Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina dalam Sidang IPU

Minggu, 20 Maret 2022 – 15:22 WIB
Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus berharap proposal perdamaian Rusia-Ukraina dapat diterima oleh seluruh peserta IPU. Foto: DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - DPR RI bakal mengirimkan proposal perdamaian Rusia-Ukraina dalam Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali 20-24 Maret 2022.

Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus berharap proposal tersebut dapat diterima oleh seluruh peserta IPU.

BACA JUGA: DPR RI Jadi Sponsor Utama Perdamaian Rusia-Ukraina

"Kami mencoba menawarkan itu, yang intinya dengan cara-cara damai, dialog dan diplomasi. Kami bersama teman-teman yang anggota IPU ini sudah sepakat, kami tidak mengharapkan konflik ini berlanjut," ujar Lodewijk usai mengikuti Asian +3 meeting, yang merupakan side event Sidang IPU ke-144, di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/3).

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menilai parlemen harus mendorong agar konflik-konflik yang terjadi di belahan dunia dihindari karena dampaknya sangat merugikan masyarakat dunia.

BACA JUGA: DPR RI Usung Empat Isu Utama Usulan Indonesia di Sidang IPU ke-144, Apa Saja?

"Kami tahu bagaimana harga minyak dunia sudah mulai naik, kita rasakan juga berpengaruh pada kebutuhan bahan pokok. Nah itulah yang saya katakan agar konflik Rusia-Ukraina segera bisa kita akhiri dengan mengedepankan dialog," ungkapnya.

Lodewijk menuturkan dalam konteks menjaga perdamaian, sikap DPR RI sudah tegas, yaitu tidak memihak ke salah satu negara yang sedang berkonflik.

Pasalnya, secara politik, tidak baik bagi Indonesia jika memihak kepada salah satu negara.

"Dengan Ukraina kita sangat bersahabat, Rusia dengan kita juga bersahabat. Nah tentunya dalam konteks menjaga perdamaian dunia, kita sebagai negara nonblok harus melihat situasi ini. Jangan sampai geo-politik ini berpengaruh pada geo-strategi yang akan kita terapkan," tuturnya.

Menurut Lodewijk, baik Rusia maupun Ukraina harus menyelesaikan konflik ini dengan cara-cara yang solutif.

"Kalau kita lihat tanda-tanda itu, baik dari presiden ukraina maupun Rusia sudah ada. Tinggal bagaimana negara-negara kawasan di sana juga mendorong penyelesaian konflik dan jangan sampai ada yang memanas-manasi. Jangan sampai terjadi seperti itu," ucap Lodewijk. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler