jpnn.com, TEHERAN - Indonesia menjajaki kerja sama berbasis teknologi nano dengan Iran.
Teknologi ini dapat dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan.
BACA JUGA: PIA FPAN DPR RI Berbagi Ribuan Paket Sembako, Ada Minyak Goreng
Karena itu, Indonesia serius mengembangkan teknologi ini.
Delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel langsung menemui Komite Inovasi Teknologi Nano Iran di Teheran pada Jumat (6/5).
BACA JUGA: Begini Cara Rachmat Gobel Beri Perhatian Khusus ke Pengemudi Bentor di Gorontalo
Mereka melihat langsung perkembangan produk teknologi nano yang dikembangkan di negara itu.
Di antaranya, produk ketahanan pangan, energi, dan industri.
BACA JUGA: Rachmat Gobel: Indonesia Punya Lahan dan Pabrik, Logikanya Minyak Goreng Tak Langka
Teknologi nano mempelajari objek yang ukurannya sangat kecil (sepermiliar meter) yang kemudian dimanipulasi untuk menghasilkan benda-benda baru dengan karakter khusus yang diinginkan.
Pada dasarnya, teknologi nano merupakan lompatan teknologi untuk merekayasa benda-benda baru dari benda-benda yang sudah ada.
"Saya sangat berkesan dengan penjelasan yang dipresentasikan. Iran Nanotechnology Innovation Council (INIC) menjawab semua persoalan di seluruh negara, seperti lingkungan hidup dan meningkatkan hasil bumi. Saya berharap Indonesia dan Iran menjalin kerja sama untuk membangun kesejahteraan,” ungkap Gobel.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto melihat bahwa dengan hadirnya teknologi nano ini dapat mengurangi persoalan seperti lingkungan hidup.
Indonesia siap membentuk komite bersama untuk merealisasikan kerja sama pengembangan teknologi nano.
“Dalam bidang energi, teknologi nano dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi minyak bumi melalui teknologi enhanced oil recovery (EOR) hingga 20 persen," ungkapnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi