jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo memberikan pujian atas berbagai terobosan yang dilakukan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam mendongkrak produksi sekaligus mengangkat kesejahteraan petani.
Menurut dia, perhatian Mentan kepada petani sangat luar biasa. Baru kali ini, petani betul-betul dimuliakan.
BACA JUGA: Esensi Kebijakan Pangan Era Amran: Menyayangi Petani
“Kebijakan Menteri Pertanian bukan hanya 4 tahun ini tapi selama menjabat ini memang merupakan terobosan yang dinanti-nanti para petani. Baru di era ini petani kita betul-betul dimuliakan. Kenapa saya katakan itu, lihat saja bantuan alat mesin pertanian/alsintan. Itu sambutannya luar biasa. Jadi apa yang dilakukan Kementan ini sangat mulia,” puji Firman.
Menurut politisi Golkar ini, kebijakan Amran konsisten membela petani. Adapun terobosan tersebut antara lain, pemberian alsintan gratis sebanyak 370 ribu unit, naik 4700 persen dari periode pemerintahan sebelumnya.
BACA JUGA: Dirjen Hortikultura Kunjungi Wisata Agro Sleman
Kemudian bagi-bagi benih padi, jagung, kedelai dan lainnya sebanyak 12.1 juta hektar gratis, membangun dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 3,47 juta hektar, membangun embung 2.278 unit embung, damparit, dan longstorage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektar dan lahan rawa 467 ribu hektar.
Amran juga melakukan revisi anggaran perjalanan dinas para pejabat Kementan sebesar Rp 800 miliar diarahkan buat petani. Kemudian membangun 1.313 desa mandiri benih dan 714 desa pertanian organik.
BACA JUGA: TTIC Sudah Hadir di Provinsi Bali
Hasilnya, produksi gabah setiap tahunnya naik. Pada 2015 mencapai 75,36 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 4,51 juta ton 2014. Produksi padi di tahun 2016 juga terjadi kenaikan yakni 79.35 juta ton dan tahun 2017 juga terjadi kenaikan sebesar 81.07 juta ton.
“Kita yang dulunya impor jagung 3,5 juta ton atau setara Rp 10 triliun, kini sudah ekspor. Impor bawang merah juga sudah tidak ada. Begitu juga dengan cabai,” katanya.
Selain itu, Kementan juga membuat Upsus Siwab dengan melakukan Inseminasi Buatan sebanyak 3,5 juta ekor sapi. Hasilnya menambah populasi anak sapi sekitar 1,5 juta sapi.
Produksi pertanian yang dulunya pada 2013 hanya senilai Rp 350 Triliun, dalam empat tahun naik menjadi Rp 1.344 Triliun pada 2017. Invetasi pertanian di 2017 mencapai Rp 45.9 Triliun, naik 14 persen pertahun sejak 2013. Yang tidak kalah menggembirakan nilai ekspor naik 24 persen dari 2016 menjadi Rp 441 triliun di 2017.
“Jadi ini menunjukkan bahwa petani kita sekarang sudah mampu bersaing karena adanya kebijakan yang tepat dari Mentan, salah satunya melalui sistem pengelolaan lahan baik masa tanam hingga pasca panen. Jadi yang bisa saya katakan terobosan Mentan ini sangat luar biasa. Kalau perlu anggaran untuk petani terus ditambah karena kalau bicara kebutuhan petani berarti bicara pemenuhan kebutuhan pangan nasional,” jelasnya.
Yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, kebijakan Amran juga diupayakan bisa menggerakkan perekonomian desa melalui bagi-bagi ayam 50 ekor per rumah tangga melalui Program Berantas Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).
“Harapan saya seperti Menteri seperti Amran ini dipertahankan di periode berikutnya untuk selesaikan tugas beratnya ini. Karena cari Mentan seperti Amran ini sekarang susah sebab dia punya keberanian dan nyali lawan mafia. Tidak hanya itu, dia mau turun langsung menemui para petani-petani kita. Saya kira itu sangat penting dan dia ini fokus lindungi petani,” tambah dia.
Hal senada disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir. Menurutnya, kebijakan yang dibuat Menteri Amran sangat mengena dan betul-betul memanjakan petani.
Kebijakan tersebut seperti perbaikan infrastruktur sebanyak 3 juta hektar lebih, pemberian alsintan mulai terkecil sampai terbesar hingga bantuan subsidi pupuk, dan benih gratis.
“Baru kali ini juga pemerintah memberikan subsidi asuransi pertanian walau itu baru 1 juta hektar tapi itu sangat membantu petani kita sehingga petani tidak khawatir lagi terhadap cuaca ekstrem baik kekeringan maupun kebanjiran,” katanya.
Menurutnya kebijakan ini sangat membantu karena selama ini petani tidak mampu menyimpan lama gabahnya karena takut rusak lantaran terkendala musim.
Yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, di era Amran, impor pangan betul-betul sangat dikendalikan. Hasilnya, petani-petani sekarang bergairah dan semangat menanam. Generasi muda juga sudah mulai banyak yang mau terjun ke pertanian karena menganggap hasilnya sudah mulai menjanjikan.
“Lihat saja di Kalimantan itu masyarakat ramai-ramai ubah lahan tambang jadi ladang jagung. Itu karena bertani sudah sangat menjanjikan,” katanya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Kembangkan Hasil Penelitian 2 Dosen Brawijaya
Redaktur & Reporter : Yessy