jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mendukung langkah tegas aparat penegak hukum terhadap pada bandar narkotika. Termasuk tindakan tegas Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menembak mati seorang bandar narkotika di Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (20/3).
Menurut Daniel, narkotika sudah menjadi masalah akut dan darurat di Kalbar. Karenanya, ujar Daniel, sikap tegas dari aparat berwenang sangat dibutuhkan agar menimbulkan efek jera.
BACA JUGA: DPR Dukung KLHK Tuntut Perusak Terumbu Karang
"Kami mengapresiasi tindakan tegas tersebut, tinggal kita memastikan bahwa yang ditindak adalah benar-benar pengedar dan pemasok," kata Daniel menjawab JPNN.com, Rabu (22/3).
Legislator daerah pemilihan Kalbar itu menjelaskan narkoba sudah sangat merusak dan akan mewarisi masa depan yang suram buat Bumi Khatuliswa maupun Indonesia.
BACA JUGA: Siapa Saja Anggota DPR Sudah Kembalikan Uang e-KTP?
“Kita tidak bisa membiarkan masa depan Kalbar dan Indonesia hancur hanya karena ketamakan para bandar narkoba. Ini harus kita berantas dan nyatakan perang terhadap narkoba," katanya.
Daniel juga mempertanyakan seringnya narkoba lolos di perbatasan Indonesia-Malaysia hingga diedarkan ke Kalbar.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Bandar Narkoba di Tanjungpinang
Menurut Daniel, segala kemungkinan bisa saja menjadi penyebab. Misalnya, kurang jelinya aparat maupun minimnya peralatan pendeteksian dini, oknum yang diduga bermain, hingga canggihnya modus para bandar dalam melakukan penyelundupan barang laknat itu.
“Segala kemungkinan bisa saja. Fakta lolos melulu dan berulang," ungkap Daniel yang kini menjawab Wakil Ketua Komisi IV DPR itu.
Karenanya, Daniel menegaskan, segala kemungkinan itu harus diantisipasi sejak dini. Supaya kejadian lolosnya narkoba lewat jalur perbatasan tidak terulang kembali.
Daniel juga mendukung langkah tegas Presiden Joko Widodo yang menyatakan perang terhadap narkoba. Presiden pernah menyinggung bahwa setiap tahun sebanyak 15.000 orang mati muda karena narkoba. Jokowi lantas membandingkan dengan jumlah pengedar dan bandar narkoba yang mati setiap tahunnya.
"Iya harus tegas. Itu menunjukkan dampak narkoba kejam seperti kejahatan perang," kata Daniel.
Sebelumnya diberitakan, BNN menggagalkan upaya penyelundupan narkotika dari Malaysia di Kalbar yang dibawa lewat perbatasan RI di Entikong, Sanggau. Satu tersangka, Apoy (50) ditembak mati di kawasan Kubu Raya, karena mencoba kabur saat hendak mengambil 11 kilogram sabu-sabu yang dibawa dua bandar WY dan GD.
Sebelumnya juga, jajaran Polres Metro Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya menembak mati seorang bandar berinisial Fir di Tambora, Jakarta Barat. Fir merupakan jaringan Pontianak-Jakarta berinisial IS, FA, SP dan AG yang sudah ditangkap sebelumnya. Ag ditangkap di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu setelah membawa narkotika dari Semarang. Narkotika jenis sabu itu sebelumnya diambil Ag di Kota Pontianak.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Perempuan Menyamar Demi Bertemu Bandar di Lapas
Redaktur & Reporter : Boy