Tiga komisi memilih kunker ke Bali dengan berbagai alasan. Saat Radar Banjarmasin mencoba mengonfirmasi Wakil Ketua DPRD Kalsel, HM Iqbal Yudiannoor, ia pun mengakui hal tersebut. Namun ia membantah jika kunker tersebut hanya untuk jalan-jalan saja.
“Kebetulan saja kali ini tujuannya sama, karena ada kesamaan pembahasan,” ungkapnya, Senin (13/2).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Komisi I Membidangi Pemerintahan dan Hukum, Komisi II Membidangi Ekonomi dan Keuangan serta Komisi IV Membidangi Kesejahteraan Masyarakat memilih melakukan kunjungan kerja ke Bali. Sementara Komisi III Membidangi Pembangunan lebih memilih ke Yogyakarta.
Untuk agenda yang dibahas, kebanyakan tentang masalah manajemen pariwisata, sesuai dengan tempat tujuan, yaitu Bali. Komisi I studi banding soal pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, Komisi II masalah manajemen pariwisata dan Komisi IV ingin melihat pengelolaan rumah sakit di RS Sanglah Bali.
“Mungkin karena kali ini bahasannya mengenai manajemen pariwisata dan pengelolaan rumah sakit, maka yang dipilih Bali. Jadi sebenarnya sudah tepat saja,” ucapnya.
Ia sendiri akan mendampingi studi banding Komisi III dalam rangka masalah pembangunan. Rencananya mereka akan bertemu dengan DPRD Yogyakarta membahas hal tersebut.
“Kalau saya akan mendampingi Komisi III bertemu dengan DPRD Yogyakarta dalam rangka studi banding masalah pembangunan,” imbuhnya.
Tak lama ini, salah satu komisi juga memilih ke Bali menjadi tujuan kunjungan kerja mereka. Walaupun tujuan kunker mereka sama, namun jadwal keberangkatan agak dibedakan. Komisi I dan II berangkat ke Bali Minggu kemarin, sedangkan Komisi IV akan berangkat Rabu nanti, sementara Komisi III berangkat hari ini.
“Mereka berangkatnya tidak berbarengan. Untuk Komisi I dan II ke Bali hari Minggu kemarin, sedangkan Komisi IV akan ke Bali Rabu ini,” tambahnya.
Untuk tahun 2011 lalu satu orang anggota dewan bisa mendapat jatah Rp 10 juta untuk sekali kunker. Uang itu sudah termasuk biaya tiket pesawat, penginapan, dan konsumsi. Bayangkan saja jika dalam sekali kunker ada 53 anggota dewan, maka uang rakyat Rp 530 juta tersedot untuk agenda "jalan-jalan" ini.
Lebih parah lagi jika dalam sebulan ada tiga kali kunker, maka uang sebesar Rp 1,5 miliar habis untuk mereka. Belum habis sampai disitu, kunker ini juga meninggalkan masalah, karena pada saat dewan kunker, gedung dewan sebagai tempat masyarakat menyampaikan aspirasi jadi kosong. (sip/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rutan Diterobos dan Dibakar
Redaktur : Tim Redaksi