Rutan Diterobos dan Dibakar

Selasa, 14 Februari 2012 – 08:33 WIB

ACEH - Suasana di rumah tahanan cabang Idi Rayeuk, mendadak heboh dan tegang. Senin (13/2) siang pukul 12.00 WIB, ratusan napi melakukan kerusuhan dan pembakaran. Mereka nekat hendak menerobos pintu gerbang besi utama, sehingga seorang diantaranya terpaksa ditembak. Bahkan dalam insiden kemarin, beberapa ruangan di penjara tersebut dibakar tahanan.

Dalam keterangan dihimpun Metro Aceh (Grup JPNN), amuk napi bermula dari duel (baku hantam) antar sesama penghuni penjara, di areal Musholla tepatnya pada gerbang ke tiga. Diduga hal ini cuma berpura-pura, sehingga ada 7 orang tahanan lainnya mengambil kesempatan. Mereka coba menerobos pintu gerbang ke dua tepatnya di ruang bezuk.

Sipir yang ada di depan gerbang cukup kerepotan, karena mereka terus merangsek dengan menyemprotkan air cabe, telah dipersiapkan sebelumnya. Kerusuhan massal pun segera meluas, karena hampir 200-an narapidana binaan coba menjebol pintu. Baku hantam semula antar tahanan lantas berubah, mereka secara beringas memukuli petugas. Termasuk Karutan Idi, Amirudin SH  mengalami insiden tersebut.

"Mata saya disemprot air cabe, baju pun sampai koyak dan kancingnya copot dalam peristiwa ini," terang Amir saat dihubungi Metro Aceh.

Merasa kalah jumlah, petugas penjara lalu mengontak aparat Polres Aceh Timur. Puluhan personil bersenjata lengkap segera terjun dalam hitungan menit. Berkat kesigapan mereka, akhirnya berhasil memukul mundur seluruh napi hingga ke areal gerbang ke empat, yakni ruang tahanan bebas.

Namun seluruh napi tak mau menyerah begitu saja. Mereka lalu mengamuk sejadi-jadinya dan merasa sudah menguasai rutan. Melakukan pembakaran terhadap gudang beras, kantin dan dapur yang diamuk si jago merah. Bahkan ruang petugas penjara turut dilempar, mengakibatkan kaca pecah serta ada beberapa perangkat kantor yang rusak. Tak luput pos monyet di menara penjagaan turut dilempar api, sehingga berkobar dan musnah terpanggang.

Karena situasi semakin brutal, petugas Polres Timur tak mau tinggal diam. Puluhan aparat menyerbu masuk ke dalam penjara, sehingga letusan senjata api tak terelak. Ratusan napi dipentung dan dihalau, untuk menjinakkan keganasan mereka.

Akibat kejadian ini, seorang tahanan mengalami luka tembak diduga bernama Iskandar, penduduk Matang Geulumpang, terkena peluru pada bagian tangan. Begitu juga halnya Hasyim asal Peunaron, menderita luka tikaman pisau di leher. Kini kedua napi tersebut sudah diboyong ke RSU Idi, untuk menjalani perawatan medis. Mereka buru-buru diangkut keluar areal penjara, menggunakan mobil pickup dengan kondisi berdarah-darah.

Situasi secara perlahan-lahan dapat diamankan, meski demikian masih dikawal secara ketat oleh puluhan petugas polisi bersenjata laras panjang.

Terkait insiden kerusuhan melanda rumah tahanan Idi, dibenarkan langsung Karutan Amirudin SH saat dikonfirmasi Metro Aceh, Senin (13/2) siang. "Awalnya rusuh karena baku hantam. Tapi kemudian napi nekat hendak menerobos pintu gerbang utama, terutama saat jam besuk tiba," kata Amirudin.

Selanjutnya, para pelaku tersebut yang semula berkisar cuma 7 orang itu semakin bertambah. Bahkan diantara mereka sudah mempersenjatai diri, dengan membawa air cabe untuk disiramkan kepada petugas.

"Wajah saya kena semprot air cabe sampai mata ini pedih. Bahkan baju pun sampai koyak dan kancing putus, ditarik-tarik mereka," jelas Karutan.
Atas kejadian tersebut, rata-rata petugas Rutan terpaksa melarikan diri dari ruangan dan mengunci gerbang. Beruntung tak lama berselang, datang puluhan petugas kepolisian bersenjata lengkap.

"Kami kembali menghalau ratusan napi tersebut. Mereka mengamuk karena tak bisa keluar, lalu melampiaskan kemarahan dengan melakukan pembakaran dan pelemparan. Beberapa bagian di dalam penjara terbakar, termasuk mobil polisi diluar terkena batu hingga kacanya pecah," pungkas Karutan lagi.

Dari pantauan Metro Aceh, sempat ada napi yang tergeletak di dekat pintu gerbang masuk. Mereka terkapar setelah terdengar suara letusan pistol polisi. Termasuk beberapa korban menderita luka-luka, pasca penyerbuan petugas keamanan.

Negosiasi akhirnya dilakukan oleh Kapolres baru AKBP Iwan Eka Putra dan Kapolres lama Aceh Timur AKBP Ridwan Usman. Mereka masuk untuk meredam situasi, melakukan negosiasi antar sipir dan tahanan.

Menurut napi  menjelaskan  kondisi dan situasi dalam rutan. termasuk kekurangan air bersih dan makan, serta terkait pemindahan mereka ke LP dan rutan lainnya di Aceh.

AKBP Iwan Eka Putra kepada Metro Aceh menyatakan satu dari napi disana terkena tembakan di tangan dan satu lagi terkena pisau saat kerusuhan terjadi.
“Kita telah tampung semua permintaan mereka melalui tiga perwakilan. Permintaan tersebut akan kita sampaikan ke Kepala Rutan. Upaya antisipasi kejadian berulang, akan menambah personil polisi pasca insiden ini, “ ujar AKBP Iwan Eka Putra. (yas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Karena Agama dan Suku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler