jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik turut berkomentar atas mangkraknya pembangunan sejumlah waduk, terutama Waduk Rorotan, Cakung, Jakarta Timur yang pembangunannya baru mencapai 85 persen dan belum digunakan untuk menampung air.
Taufik menyebut lambatnya pengerjaan membuat waduk tersebut dihuni oleh rakyat sehingga menyebabkan masalah baru.
BACA JUGA: Viral Caleg PDIP Senam di Atas Gelaran Sajadah
"Itu kan sudah dibeli (lahannya). Saya kira, mestinya begitu dibebasin, langsung berikutnya dibangun, jangan dimangkrakin. Karena kalau dimangkrakin diisi orang," kata Taufik saat dihubungi, Rabu (20/2).
Terhentinya proyek pembangunan beberapa waduk tersebut, diduga disebabkan oleh status Kepala Dinas Sumber Daya Air (Kasudin SDA) DKI Teguh Hendrawan yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. Teguh terjerat kasus pengrusakan lahan dan memasuki pekarangan orang lain di kawasan Rawa Rotan, Cakung, Jakarta Timur tanpa izin pada 2018 lalu.
BACA JUGA: Ahmad Iman Optimistis PKB Raih Kursi DPR di DKI Jakarta
Namun, Taufik menganggap dugaan tersebut tidak bisa dipastikan kebenarannya. Meski belum mengetahui secara pasti apa penyebab mangkraknya waduk itu, Taufik menilai bahwa status tersangka yang ditetapkan kepada Teguh tak mempengaruhi proses pembangunan waduk tersebut. "
Saya pikir bukan itu masalahnya. Makanya saya kira dipanggil lah Dinas Sumber Daya Airnya. Di tempat saya juga sama, Pondok Rangon, puluhan hektare itu, jadi kubangan saja," ungkapnya.
BACA JUGA: DPRD MInta Pemprov Beri Bantuan Hukum kepada Kadis Tata Air
Sekedar informasi, Kepala Dinas SDA Teguh Hendrawan ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya pada 29 Agustus 2018 lalu, karena melakukan pelanggaran dengan masuk pekarangan orang tanpa izin. Ia dilaporkan warga bernama Felix Tirtawidjaya pada bulan Agustus 2016 lalu, karena dianggap melanggar pasal 170 tentang perusakan dan masuk ke pekarangan orang lain.
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, hingga kini masih belum jelas bagaimana kelanjutan kasus tersebut di Polda metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono beberapa kali hanya memberi jawaban singkat dan mengambang.
Pembangunan waduk di beberapa wilayah di Jakarta Timur, hingga kini tak kunjung rampung. Sedikitnya, ada tujuh buah tempat penampungan air raksasa yang sampai kini belum juga bisa digunakan meski uang rakyat ratusan miliar digunakan untuk membeli lahan.
Ketujuh waduk yang hingga kini masih mangkrak pembangunannya adalah, Waduk Rorotan, Waduk Pondok Rangon satu dan dua, Waduk Cimanggis, Waduk Rambutan satu dan dua, serta Waduk Giri Kencana di Cilangkap. Keseluruh tempat penampungan air itu padahal sangat dibutuhkan di musim penghujan yang saat ini turun.
Hampir sebagian besar waduk yang ada, progres pengerjaannya masih dalam tahap pengerukan. Padahal, rencana pembangunan sudah dilakukan sejak zaman Joko Widodo menjadi Gubernur DKI di tahun 2015 lalu. Akibatnya, bila hujan turun, beberapa wilayah yang dilintasi aliran Kali Sunter dan Kali Cipinang pasti akan tergenang.
Yang cukup menyita perhatian, adalah pembangunan waduk Rorotan, Cakung, Jakarta Timur. Dimana pembangunannya baru mencapai 85 persen dan belum digunakan untuk menampung air. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Bakal Datangkan Alat Canggih untuk Ukur Air Tanah
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga