jpnn.com - jpnn.com - DPRD DKI akan memanggil pengelola gedung Pasar Senen yang terbakar. Hal ini untuk menanyakan, bagaimana pengawasan oleh pengelola sehingga menyebabkan kebakaran tersebut.
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Riano P Ahmad menilai, kebakaran di pasar ini terjadi akibat lemahnya pengawasan pengelolaan gedung. Mengingat intensitas kebakaran di pasar tersebut cukup tinggi selama belakangan ini.
BACA JUGA: Pak Soni Minta Bank DKI Bantu Pedagang Pasar Senen
"Beberapa hari lalu juga ada kios di pasar terbakar. Sudah seringkali kita dengar Pasar Senen terbakar. Ini indikasi pengawasan gedung sangat lemah," ujarnya, Selasa (24/1).
Menurut Riano, kasus seperti ini seharusnya bisa diantisipasi sejak awal. Karena itu, pihaknya meminta instansi terkait lebih meningkatkan pengawasan pengelolaan gedung agar kasus kebakaran tak kembali terulang.
BACA JUGA: Gebu Minang Bantu Korban Kebakaran Pasar Senen
"Sosialisasi harus diberikan pada semua pemilik kios. Bukan hanya di pasar, tapi di mall juga. Kejadian ini sangat kita sayangkan terjadi di Pasar Senen lagi," pinta politisi PPP itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, mempertanyakan sertifikat layak fungsi (LSF) Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pasalnya dari laporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sejak tahun 2015 tidak mengeluarkan SLF untuk blok 1 dan 2 Pasar Senen.
BACA JUGA: Polisi Belum Bisa Identifikasi Kebakaran di Pasar Senen
"Kalau nggak (ada SLF) berarti sudah nggak memenuhi syarat. Saya kira harus memiliki SLF. Yang jelas nggak boleh berhenti, harus diurus terus," kata Sumarsono.
Seluruh gedung, lanjut Soni wajib memilik SLF. Pasalnya salah satu syarat yang sangat ketat untuk mendapatkan sertifikat itu. sebagai bentuk gedung tersebut aman digunakan.
"SLF sangat ketat sekali sehingga persyaratan kebakaran harusnya sudah terpasang. kalo nggak ada hydran atau tabung pasti nggak keluar SLF-nya. Kalau izin keluar otomatis semua terpenuhi. Sehingga kebakaran bisa dicegah," katanya.
Penyebab kebakaran di Pasar Senen itu, menurut Soni, terdapat dua dugaan. Yaitu karena fasilitas di pasar, kedua karena pedagangnya.
"Pedagang itu sering kabel semrawut. Kabel dengan kapasitas terbatas bisa dipasang cabangnya banyak itu. Stop kotak di mana-mana. Itu kalau pasangnya nggak benar pasti korsleting. Tapi kami tetap tunggu hasil penyidikan polisi," kata dia. (wok/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski Ada Korban, Damkar Belum Pulang dari Pasar Senen
Redaktur & Reporter : Adil