Dua hal yang paling disorot misalnya, adalah soal jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak pernah diumumkan kepastian angkanya hingga pemungutan suara berakhir
BACA JUGA: Fadli Zon: Pilpres 2009 Kacau-balau
"Pilpres 8 Juli lalu, menjadi sejarah demokratik dunia, di mana jumlah DPT tidak tahu berapa yang sesungguhnya, hingga berakhirnya hari pemungutan suaraYang menjadi pertanyaan tambahan, menurut Ray pula, benar atau tidakkah jumlah suara sah itu sesuai dengan jumlah pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS)
BACA JUGA: Megawati Puji Kesetiaan Prabowo dan Gerindra
Dikhawatirkan, kalau suara sah misalnya 100 juta, tapi yang datang ke TPS hanya 80 juta, lalu dari mana yang 20 jutanyaSelain dua hal tersebut, Ray Rangkuti juga mengungkapkan bahwa lembaga pemilihan diragukan kompetensi, kenetralan dan tanggung jawabnya, yang mendorong terjadinya berbagai kecurangan pemilu dan penghilangan hak pilih
BACA JUGA: Ditunggu Wartawan, Hafiz Malah Ngacir!
Pelanggaran otoritas pemerintah, menurutnya, juga ditemukan dalam bentuk mobilisasi sumber daya serta penggiringan pemilih pada calon tertentu"Tim sukses memanipulasi sumber dan jumlah pendanaan, serta melanggar aturan kampanye," tukasnya pula(rud/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Tak Akan Tinggalkan PDIP
Redaktur : Tim Redaksi