jpnn.com, BEKASI - Peran pemeriksaan laboratorium pada penanganan pasien positif Covid-19 sangat penting.
Hal inilah yang mendorong Siloam Hospitals Sentosa menggelar Webinar bertema 'Peranan Pemeriksaan Laboratorium Dalam Skrining Covid-19”, pekan lalu.
BACA JUGA: Pesan Penting Habib Rizieq untuk Seluruh Umat Islam di Indonesia
Dr Maenaka Smaratungga, SpPK, dokter spesialis Patologi Klinik RS Siloam Sentosa, mengatakan dalam pemeriksaan laboratorium pada skrining Covid-19, setidaknya ada beberapa hal yang dilakukan.
Di antaranya pemeriksaan hematologi untuk mengetahui limfosit absolut dan Neutrophil Lymphocyte Ratio.
BACA JUGA: 4 Indikasi Penyelenggaraan Haji 2020 Tetap Dilaksanakan
Ada pula tes CRP atau C-reactive protein, yakni pemeriksaan untuk mengetahui kadar protein C-reaktif dalam darah.
Protein ini merupakan penanda adanya peradangan dalam tubuh. Pemeriksaan molekuler yang terdiri dari TCM dan Real Time PCR.
BACA JUGA: Aktor Muda Meninggal, Mamanya Jujur Ungkap Penyebab Kematian Putranya
“Terakhir, Rapid Test Antigen atau antibodi. Ini dilakukan untuk studi epidemologi, prevalensi survailens penyakit, membantu diagnosisi pada fase sakit minggu kedua, dan mendeteksi infeksi pada pasien dengan tanpa gejala,” ungkap Dokter Maenaka.
Menurut Maenaka pemeriksaan Rapid Test membutuhkan dokter spesalis patologi.
Sebab, setelah melakukan uji rapid tes diperlukan pula pemeriksaan lainnya ataupun pengulangan.
"Kondisi ini perlu guna memastikan apakah status positif maupun dari hasil negatif Covid-19 pada pasien saat hasil pemeriksaan di laboratorium, " imbuhnya.
Rapid test corona di Indonesia menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh.
Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya.
Pada rapid test corona, dua jenis imunoglobulin, yaitu Immunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin M (IgM). (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad