Dr Reisa: Masyarakat Indonesia Harus Bangga dengan Riset Internasional Ini

Jumat, 06 November 2020 – 22:37 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro menilai, masyarakat Indonesia harusnya bangga dengan penanganan Covid-19 berdasarkan hasil riset internasional yang dirilis Ipsos.

Hasil riset itu menyebut warga Indonesia sebagai warga di lingkungan negara-negara ASEAN yang optimistis menaklukkan pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Pak Anies Umumkan Kabar Baik untuk Warga Ibu Kota, tetapi Jangan Terlena Ya

Survei Ipsos juga menyatakan 75 persen masyarakat Indonesia optimistis ekonomi akan menguat dalam 6 bulan mendatang.

"Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (testing, tracing dan treatment) pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya makin membaik terus," kata Reisa saat memberikan keterangan pers secara virtual, Jumat (6/11).

BACA JUGA: Kena Blacklist BTN Gunung Rinjani, Fiersa Besari: Itu Kebodohan, Saya Minta Maaf

Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei Ipsos dipaparkan Reisa, sebesar 53 persen masyarakat optimistis bantuan pemerintah untuk UMKM.

Kemudian, 46 persen masyarakat yakin vaksin akan ditemukan, 37 persen masyarakat optimistis bantuan tunai untuk masyarakat.

BACA JUGA: Dr Reisa Minta Masyarakat Tak Khawatirkan Vaksinasi

Selain itu, 32 persen masyarakat optimistis stimulus keuangan untuk pemilik usaha, dan 30 persen masyarakat yakin terhadap program Kartu Prakerja.

Keyakinan itu kata Reisa, tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Laporan pantauan Satgas Penanganan Covid-19 telah menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker, dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober-1 November lalu.

Bahkan saat ini, disiplin mencuci tangan sudah tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Hal itu juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children's Fund (UNICEF) dan Nielsen menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktikkan masyarakat Indonesia.

"Sayangnya, 3M sendiri masih dipraktikkan secara terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak," ujarnya.

"Yang bagus sih semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket satu kesatuan. Kalau dilakukan bersamaan maka risiko Covid-19 akan langsung turun drastis, dan penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen."

Lalu keyakinan lain dari penelitian Ipsos menyebutkan, semangat tinggi dan upaya mencari juga menyediakan vaksin Covid-19.

Ada vaksin yang dikembangkan oleh Indonesia sendiri, ada yang kerja sama dengan negara-negara lain secara global dan multilateral.

Reisa meyakini vaksin yang akan digunakan pasti aman dan berkhasiat yang tinggi.

Jika tidak, maka tidak akan masuk uji klinis fase akhir dan tidak akan mungkin disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler