jpnn.com, BALI - Dua orang lansia yang bermukim di Dusun Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem terpaksa dievakuasi oleh
Satgas Penanggulangan Bencana Gunung Agung mengevakuasi paksa dua lansia yang enggan mengungsi, Kamis (30/11). Dua lansia tersebut merupakan kakak beradik, yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III atau hanya berjarak tiga kilometer dari kawah Gunung Agung.
BACA JUGA: Tolong, Jangan Swafoto di Aliran Lahar Dingin Gunung Agung
Proses evakuasi dilakukan tim gabungan dari Dinas Sosial Buleleng, BPBD Buleleng, Basarnas dan TNI berangkat dari posko pengungsian Desa Les, Kecamatan Tejakula. Tim yang dipimpin Kepala Dinsos Buleleng Gede Komang langsung bergerak menuju Dusun Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Mereka yang dievakuasi adalah Ketut Yaksi (71) dan Wayan Sari (60). Saat tim sudah sampai di rumahnya, kakak beradik ini ngotot agar tidak dievakuasi. Mereka lebih memilih tinggal di rumahnya daripada dibawa ke pos pengungsian.
BACA JUGA: Turis Terdampak Erupsi Gunung Agung Harus Dilayani Baik-Baik
"Pedalem adik tiange Pak, niki cacat. Tiang nunas baas manten. Masi alat masak tiange mekejang driki. (kasihan adik saya Pak, dia cacat. Saya minta beras saja. Kebetulan alat memasak semua di sini di rumah)," kata Ketut Yaksi saat menolak dievakuasi.
Negosiasi pun berjalan alot. Kepala Dinsos Buleleng Gede Komang merayu keduanya agar mau dievakuasi. Keduanya akhirnya dibawa naik mobil evakuasi milik BPBD Buleleng.
BACA JUGA: Lahar Dingin Gunung Agung jadi Tontonan Warga
"Nanti bapak akan kami tampung di tempat yang aman. Di sana sudah lengkap ada peralatan masak, makan dijamin," ajak Gede Komang kepada kedua lansia ini.
Ditemui usai melakukan evakuasi, Gede Komang mengaku jika evakuasi ini terpaksa dilakukan lantaran keduanya tingga berada di zona merah.
"Ini evakuasi dasarnya kemanusiaan. Yang dievakuasi dua orang lansia yakni Ketut Yaksi dan Wayan Sari. Ketut Yaksi ini sempat menolak dievakuasi karena adiknya (Wayan Sari) dalam kondisi cacat. Dia ngotot tak mau dan hanya minta sembako saja," ujar Gede Komang.
Pria asal Tejakula ini mengatakan setelah berhasil dievakuasi, kakak beradik ini segera dibawa ke Panti Jompo. Mereka dirawat di Panti Jompo Jana Marapati, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar.
"Ada beberapa pertimbangan mengapa keduanya kami titip di Panti Jompo. Pertama karena mereka ini sudah lansia. Yang kedua Wayan Sari ini kondisinya cacat, sehingga butuh penanganan khusus. Jadi itu yang menjadi pertimbangan kami," imbuhnya
Gede Komang juga menyayangkan masih banyaknya truk pengangkut material yang lalu lalang di jalur evakuasi. Dampaknya, proses evakuasi menjadi terhambat lantaran banyak truk antre di pinggir jalan mengangkut material.
"Kami sayangkan masih banyak truk lalu lalang. Sehingga sangat mengganggu proses evakuasi. Syukur dikawal tim dari Basarnas dan BPBD sehingga menjadi lancar. Kami mohon pengertiannya agar sopir truk menghentikan sementara aktivitasnya untuk mengambil material galian C. Karena ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran evakuasi," pungkasnya. (bx/dik/yes/jpr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat, Pengungsi Gunung Agung Tak Setegang Dahulu
Redaktur & Reporter : Adek