SURABAYA - Dalam dua penyelenggaraan awal Djarum Superliga Badminton sebelumnya, PB Jaya Raya Jakarta selalu menjadi runner-up. Jumat (8/20 kemarin, klub asal Jakarta itu menuntaskan penasaran dengan menjadi kampium. Lewat pertarungan panjang dan dramatis, Jaya Raya mengalahkan klub Unisys Jepang dengan skor tipis 3-2.
Kemenangan itu agak di luar dugaan. Sebab, pada penyisihan Grup X, Unisys tampil perkasa dan membekap Jaya Raya dengan skor telak 4-1.
Tanda-tanda bakal terulangnya hasil buruk pada fase grup sudah tampak pada dua partai awal. Unisys unggul 2-0 lebih dulu. Tunggal pertama Unisys Sayaka Takahashi mampu unggul dengan menundukkan tunggal utama Jaya Raya asal Thailand Busanan Ongbumrungpan melalui pertarungan rubber game 21-19, 14-21, dan 13-21.
Jaya Raya makin terbenam saat pasangan Pia Zebadiah/Rizki Amelia menyerah atas Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo juga dengan rubber game 21-11, 19-21, dan 20-22. Beruntung kekalahan itu tidak merembet ke partai selanjutnya. Tunggal kedua dan ketiga serta ganda kedua sukses menjalankan tugas dengan memenangi pertandingan.
Duet pelatih Jaya Raya Bambang Supriyanto dan Ferry Supit memang sengaja memasang Busanan sebagai tunggal pertama. Mereka tidak memainkan tunggal utama Minatsu Mitani yang mengalami cedera kaki.
Keputusan terbukti jitu. Tunggal kedua Jaya Raya Adrianti Firdasari menyelamatkan nasib klubnya dengan mengalahkan Shizuka Uchida, 21-13 dan 21-18. "Saya ingin membuktikan kalau saya bisa (menang). Soalnya, dalam beberapa game sebelumnya saya bermain jelek. Saat tahu saya main di final, saya ingin nunjukin diri dan nggak mau ngecewain Jaya Raya," papar Firdasari.
Sebelumnya Bambang mengatakan bahwa Unisys hanya kuat pada tiga nomor awal. Saat Firdasari berhasil merebut angka, Jaya Raya merasa di atas angin. Ganda kedua Nitya Krishinda Maheswari/Anneke Feinya Agustin sesuai prediksi mampu menang mudah dengan 21-10 dan 21-12 hanya dalam tempo 45 menit atas Naru Shinoya/Momoka Kimura.
Belaetix Manuputy akhirnya memastikan gelar bagi Jaya Raya setelah menang rubber game 21-17, 19-21, dan 21-13 atas Aya Ohori. Bela yang sempat kehilangan momentum pada game kedua akhirnya bangkit dan bisa menang nyaman pada game penentuan.
"Sebetulnya tegang juga, capek juga, tetapi pelatih meminta kami untuk tetap tenang. Set kedua saya kalah karena ingin cepet-cepet matiin lawan. Namun di set ketiga saya lebih fokus," ucap Bela, panggilan Belaetix Manuputy.
Bambang Supriyanto mengakui bahwa sejak semifinal, permainan sangat menegangkan. Namun, pada akhirnya dia lega karena klubnya menjadi juara.
"Awalnya sangat was-was karena Mitani kakinya sakit. Namun saya menekankan di awal bahwa kami harus mengambil satu kemenangan dari tiga pertandingan awal," paparnya.
"Saya yakin Firda akan bisa menang. Sebab lawannya (Uchida) bermain dengan bola-bola panjang. Kami lega bisa menjadi juara tahun ini," imbuhnya.
Sementara itu, mulai tahun 2014 Djarum Superliga Badminton akan diselenggarakan setiap tahun. Hal itu dipastikan oleh Direktur Superliga Yoppy Rosimin.
Ada dua alasan mengapa Yoppy mengambil keputusan ini. Pertama, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menghapuskan kualifikasi Thomas dan Uber. Tim yang lolos ke ajang beregu tersebut hanya berdasarkan peringkat.
Selain itu, antusiasme penonton yang besar juga menjadi alasan penting. "Kami akan panggil dan kumpulan klub-klub untuk membicarakan masalah ini. Aturan juga akan diperketat lagi," ucap Yoppy.
Di sisi lain, Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan mengatakan sangat bersyukur dengan pelaksanaan superliga ketiga di Surabaya tahun ini setelah pada 2007 (di Jakarta) dan 2011 (Surabaya). "Saya sangat antusias. Saya bersyukur dan berterima kasih kepada peserta dan semua pihak yang sudah mendukung kejuaraan ini," papar Gita pada konferensi pers.
"Saya juga ingin nantinya, superliga ini diselengarakan di daerah lain. Agar ada pemerataan prestasi dan kemampuan para atlet," imbuh Gita. "Jelas akan ada evaluasi mengenai penyelenggaraan tahun ini. Yang pasti, kami akan melakukan perbaikan terutama soal regulasi dan administrasinya," imbuhnya.
Pria yang juga Menteri Perdagangan tersebut menambahkan, saat ini institusinya sedang semangat untuk mendongkrak prestasi atlet. Termasuk salah satu yang paling serius dilakukan adalah membuka lelang sponsor.
Gita menambahkan, kontrak sponsor individu untuk 80 atlet dan 10 pelatih sudah mencapai Rp33 miliar. Bagi Gita, jumlah itu sangat banyak, melebihi perkiraan awal. "Namun PBSI menargetkan Rp90 miliar. Saya sangat optimis untuk mendapatkannya," tandasnya. (nur/nw)
Kemenangan itu agak di luar dugaan. Sebab, pada penyisihan Grup X, Unisys tampil perkasa dan membekap Jaya Raya dengan skor telak 4-1.
Tanda-tanda bakal terulangnya hasil buruk pada fase grup sudah tampak pada dua partai awal. Unisys unggul 2-0 lebih dulu. Tunggal pertama Unisys Sayaka Takahashi mampu unggul dengan menundukkan tunggal utama Jaya Raya asal Thailand Busanan Ongbumrungpan melalui pertarungan rubber game 21-19, 14-21, dan 13-21.
Jaya Raya makin terbenam saat pasangan Pia Zebadiah/Rizki Amelia menyerah atas Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo juga dengan rubber game 21-11, 19-21, dan 20-22. Beruntung kekalahan itu tidak merembet ke partai selanjutnya. Tunggal kedua dan ketiga serta ganda kedua sukses menjalankan tugas dengan memenangi pertandingan.
Duet pelatih Jaya Raya Bambang Supriyanto dan Ferry Supit memang sengaja memasang Busanan sebagai tunggal pertama. Mereka tidak memainkan tunggal utama Minatsu Mitani yang mengalami cedera kaki.
Keputusan terbukti jitu. Tunggal kedua Jaya Raya Adrianti Firdasari menyelamatkan nasib klubnya dengan mengalahkan Shizuka Uchida, 21-13 dan 21-18. "Saya ingin membuktikan kalau saya bisa (menang). Soalnya, dalam beberapa game sebelumnya saya bermain jelek. Saat tahu saya main di final, saya ingin nunjukin diri dan nggak mau ngecewain Jaya Raya," papar Firdasari.
Sebelumnya Bambang mengatakan bahwa Unisys hanya kuat pada tiga nomor awal. Saat Firdasari berhasil merebut angka, Jaya Raya merasa di atas angin. Ganda kedua Nitya Krishinda Maheswari/Anneke Feinya Agustin sesuai prediksi mampu menang mudah dengan 21-10 dan 21-12 hanya dalam tempo 45 menit atas Naru Shinoya/Momoka Kimura.
Belaetix Manuputy akhirnya memastikan gelar bagi Jaya Raya setelah menang rubber game 21-17, 19-21, dan 21-13 atas Aya Ohori. Bela yang sempat kehilangan momentum pada game kedua akhirnya bangkit dan bisa menang nyaman pada game penentuan.
"Sebetulnya tegang juga, capek juga, tetapi pelatih meminta kami untuk tetap tenang. Set kedua saya kalah karena ingin cepet-cepet matiin lawan. Namun di set ketiga saya lebih fokus," ucap Bela, panggilan Belaetix Manuputy.
Bambang Supriyanto mengakui bahwa sejak semifinal, permainan sangat menegangkan. Namun, pada akhirnya dia lega karena klubnya menjadi juara.
"Awalnya sangat was-was karena Mitani kakinya sakit. Namun saya menekankan di awal bahwa kami harus mengambil satu kemenangan dari tiga pertandingan awal," paparnya.
"Saya yakin Firda akan bisa menang. Sebab lawannya (Uchida) bermain dengan bola-bola panjang. Kami lega bisa menjadi juara tahun ini," imbuhnya.
Sementara itu, mulai tahun 2014 Djarum Superliga Badminton akan diselenggarakan setiap tahun. Hal itu dipastikan oleh Direktur Superliga Yoppy Rosimin.
Ada dua alasan mengapa Yoppy mengambil keputusan ini. Pertama, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menghapuskan kualifikasi Thomas dan Uber. Tim yang lolos ke ajang beregu tersebut hanya berdasarkan peringkat.
Selain itu, antusiasme penonton yang besar juga menjadi alasan penting. "Kami akan panggil dan kumpulan klub-klub untuk membicarakan masalah ini. Aturan juga akan diperketat lagi," ucap Yoppy.
Di sisi lain, Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan mengatakan sangat bersyukur dengan pelaksanaan superliga ketiga di Surabaya tahun ini setelah pada 2007 (di Jakarta) dan 2011 (Surabaya). "Saya sangat antusias. Saya bersyukur dan berterima kasih kepada peserta dan semua pihak yang sudah mendukung kejuaraan ini," papar Gita pada konferensi pers.
"Saya juga ingin nantinya, superliga ini diselengarakan di daerah lain. Agar ada pemerataan prestasi dan kemampuan para atlet," imbuh Gita. "Jelas akan ada evaluasi mengenai penyelenggaraan tahun ini. Yang pasti, kami akan melakukan perbaikan terutama soal regulasi dan administrasinya," imbuhnya.
Pria yang juga Menteri Perdagangan tersebut menambahkan, saat ini institusinya sedang semangat untuk mendongkrak prestasi atlet. Termasuk salah satu yang paling serius dilakukan adalah membuka lelang sponsor.
Gita menambahkan, kontrak sponsor individu untuk 80 atlet dan 10 pelatih sudah mencapai Rp33 miliar. Bagi Gita, jumlah itu sangat banyak, melebihi perkiraan awal. "Namun PBSI menargetkan Rp90 miliar. Saya sangat optimis untuk mendapatkannya," tandasnya. (nur/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timbang Badan Saja Kisruh
Redaktur : Tim Redaksi