jpnn.com, BATAM - Puluhan driver Gojek meminta agar Pemko Batam melalui Dishub mengizinkan ojek online kembali beroperasi.
Permintaan itu mereka sampaikan saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Kota Batam, Jumat (2/6).
BACA JUGA: Warga dan DPRD Kompak Dukung Ojek Online Beroperasi di Batam
"Kami minta keadilan. Bagaimana bisa kerja kalau tidak diizinkan. Kami punya anak istri pak," ujar Arif, driver Gojek seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
Menurut dia, penghentian sementara yang dilakukan Dishub bukan langkah yang tepat. Mengingat akan kebutuhan masyarakat akan transportasi yang aman dan nyaman. Selain itu, ojek online ini mampu menyerap lapangan pekerjaan yang jauh lebih besar.
BACA JUGA: Maaf, Ojek Online Dilarang Beroperasi di Daerah Ini
"Ingat pak, kami ini tak punya pekerjaan. Kalau dihentikan mau makan apa anak istri kami di rumah," tuturnya.
Ketua komisi IV DPRD Kota Batam, Djoko Mulyono mengaku permasalahan gojek ini akan dikomunikasikan lintas komisi. Khususnya Komisi I yang berhubungan dengan hukum dan payung hukum serta komisi III terkait jasa transportasi angkutan publik.
BACA JUGA: Bawa Calo, Mobil Polisi Jadi Pelampiasan Para Pengemudi Ojek Online
"Mereka (Gojek) mintanya bisa aktif lagi saja. Namun demikian, sebagai lembaga, kita akan rapatkan dulu dengan komisi terkait. Nanti kita jadwalkan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua asosiasi aliansi ojek pangkalan, Rahmani mengaku sudah delapan bulan ojek pangkalan menahan. Semenjak kehadiran ojek online, pendapatan mereka turun drastis.
"Jadi anda senang (ojek online), kami yang menderita," kata dia.
Dia tak mempermasalahkan driver Gojek menarik penumpang. Asalkan tak memakai alat dan aplikasi perusahaan.
"Kami sudah puluhan tahun mengojek. Kalau bilang preman, kamilah preman sebenarnya. Cuma kami masih bisa menahan," tuturnya.
Dia mengaku, tak semua driver Gojek murni bekerja sebagai tukang ojek. Banyak yang bekerja sambilan. Selepas pulang kerja narik penumpang. Sedangkan ojek pangkalan, murni mengaharapkan kehidupan mereka dari tukang ojek.
"Banyak pekerja lepas kerja masuk Gojek. Itu hak kami yang diambil, saking sepinya kami tetap menahan," sambung Rahmani.
Dia mengaku tak mau ribut seperti kota-kota lain di Indonesia. "Yang jelas kami kecewa dengan pemerintah," sesalnya. (rng)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Ojek Online Ribut dengan Calo
Redaktur & Reporter : Budi