jpnn.com, JAKARTA - Sebuah Drone Sprayer asal Bantul turut dihadirkan dalam Pameran Pangan Plus 2023 yang dilaksanakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/9).
Pameran itu dibuat PDIP sebagai rangkaian kegiatan selama Rakernas IV yang dilaksanakan di tempat yang sama dari Jumat (29/9) sampai Minggu (1/10).
BACA JUGA: Ikut Pameran Pangan Plus, BRIN Berharap Anak Muda Termotivasi untuk Berinovasi
Adapun, alat tersebut bisa mempermudah dan menghemat waktu petani, sehingga kegiatan bercocok tanam lebih efektif dan efisien.
Teknologi Drone Sprayer ini juga mampu melakukan penyemprotan sampai 10-20 hektare lahan sawah dan dapat beradaptasi dengan segala bentuk kontur tanah.
BACA JUGA: Traktor Tenaga Surya Muncul di Pameran Pangan Plus, Harganya Sebegini
Selain itu, penyemprotan pestisida menggunakan drone tidak menimbulkan efek samping kesehatan bagi petani.
"Penggunaan teknologi drone penyemprotan dapat membantu petani bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia yang terus meningkat," kata seorang petugas penjaga stan drone tersebut.
BACA JUGA: Kunjungi Pameran Pangan di Arena Rakernas PDIP, Ratusan Pelajar Dapat Wawasan Baru Soal Pertanian
Petugas itu mengatakan teknologi Drone Sprayer bisa mempermudah petani dalam menerapkan pertanian presisi sehingga hasil bercocok tanam akam maksimal sekaligus mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Dalam Paneran Pangan Plus 2023 ini, turut dipamerkan teknologi rekayasa cuaca dalam bentuk Drone Camar-Wan atau Cara Merekayasa Awan.
Cara kerja drone itu menganalisis potensi awan, lalu alat bakal melakukan pemetaan awan di atas area pertanian.
Selanjutnya, drone akan melakukan penyemaian awan atau flare sehingga inti hujan tumbuh dan terjadi hujan.
Teknologi ini sangat cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan yang membutuhkan intensitas air yang tinggi di tengah musim kemarau.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Koperasi dan UMKM Mindo Sianipar mengungkapkan Rakernas IV PDIP turut menampilkan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim.
Tentu, kata dia, teknologi itu bisa dipakai menghadapi perubahan iklim ekstrem dan serangan hama penyakit tanaman di berbagi wilayah.
Sebab, saat ini tantangan di dunia pertanian sangat beragam. Mulai dari iklim, perubahan cuaca hingga virus dan hama tanaman.
"CSA dapat menyelamatkan produksi pertanian. Apalagi dengan adanya dampak perubahan iklim yang saat ini semakin ekstrem, seperti cuaca yang tidak menentu akibat kekeringan, hujan dengan curah tinggi serta terus menerus yang mengakibatkan banjir, ledakan hama dan penyakit bisa menyebabkan gagal panen," kata Mindo, Sabtu ini. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan