jpnn.com, BEKASI - Dewan Transportasi Kota Bekasi (DTKB) menargetkan pengguna kendaraan pribadi bisa beralih ke angkutan massal pada 2020 mendatang.
Hal itu menjadi upaya DTKB membantu Pemerintah Daerah untuk meminimalisir kemacetan yang sampai sekarang belum juga bisa teratasi.
BACA JUGA: Indonesia dan Australia Jalin MoU Transportasi
“Targetnya hingga 2020 bisa sampai 40 persen masyarakat yang beralih ke angkutan massal di Kota Bekasi,” kata ketua DTKB, Harun Alrasyid, Kamis (21/9).
Pasalnya pada akhir 2015, DTKB mencatat ada 500 kendaraan yang beroprasi di Kota Bekasi setiap harinya.
BACA JUGA: Pembangunan Infrastruktur Transportasi Harus Didukung SDM
Sementara, dari jumlah penduduk yang mencapai hampir tiga juta, hanya ada 50 ribu masyarakat yang menggunakan jasa transportasi via kereta api.
500 kendaraan itu tercatat hanya kendaraan yang melintas di jalan protokol dan arteri di Kota Bekasi.
BACA JUGA: Menhub: Perlu Tingkatkan SDM Udara
Sebab, dari data yang DTKB terima masih ada 2000 kendaraan bergerak keluar dari tol Bekasi Barat, dan 700 kendaraan dari tol Bekasi Timur.
Karena itulah, kemacetan menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Dalam data yang dimiliki Gobekasi, masih ada 19 titik kemacetan yang ada di kota patriot ini.
Titik yang dominan mengalami kemacetan ada pada di Jalan Perjuangan, Bekasi Utara, Jalan Joyomartono, Bekasi Timur, dan setiap hari libur ada di Jalan Lingkar Utara, Bekasi Utara. (dyt/gob)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 2.046 Perwira Transportasi Kemenhub Dilantik Hari ini
Redaktur & Reporter : Yessy