Dua Anak Anwar Ibrahim ke Indonesia, Ini Kegiatannya

Sabtu, 04 April 2015 – 19:03 WIB
Nurul Izzah Anwar (dua kiri) saat berada di kantor Kontras, Jakarta, Sabtu (4/4). Foto:Desyinta Nuraini/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah Malaysia bertindak represif kepada kepada aktivis demokrasi dengan mengandalkan pasal penghasutan atau sedition act untuk menangkap dan memenjarakan mereka.

Tercatat di Maret 2014, lebih dari 120 aktivis hak asasi manusia (HAM), politisi oposisi, anggota parlemen, pengacara, akademisi, media, bahkan kartunis dikenakan pasal sedition act. Mereka dipanggil kepolisian dan ditangkap karena mengkritik maupun opini yang berbeda terhadap kebijakan pemerintah. ‎

BACA JUGA: Bu Guru Kayla Ketahuan Cekoki Murid dengan Miras Lantas Bercinta

Merasa terdiskriminasi, Nurul Izzah Anwar, anak Ketua Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim datang ke Indonesia. Dia meminta bantuan masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mendesak pemerintah Malaysia memberi kebebasan bagi ayahnya dan rakyat.

Izzah datang bersama adiknya Nurul Iman dan anggota parlemen Malaysia yang berjuang untuk menghapus pasal penghasutan. Dia bakal road show dengan menemui, anggota parlemen, partai politik dan pemerintah di tanah air.

BACA JUGA: Astaga.. Habisi Nyawa 147 Mahasiswa sambil Tertawa

Izzah mengatakan hari ini (4/4) adalah ‎hari ke-54 ayahnya dipenjara dengan alasan "terlalu bersuara" kepada pemerintahan Malaysia.

Anwar pun, katanya, sudah empat kali keluar masuk penjara dengan berbagai dugaan. Izzah meyebut pemerintah Malaysia memenjarakan ayahnya dan sejumlah anggota parlemen dari oposisi ‎untuk menciptakan budaya ketakutan.

BACA JUGA: Sepakat soal Nuklir, Rakyat Iran Berpesta, Tel Aviv Murka

Oleh karena itu, di bawah naungan march to fredoom, dia datang untuk mengumpulkan satu juta tanda tangan yang meminta pembebasan terhadap ayahnya. "(Penahanan) Anwar itu simbol kalau kita tak bisa bersuara," ujarnya di kantor KONTRAS, Menteng, Jakarta, Sabtu (4/4).

Nurul Iman menambahkan, ‎kasus yang dialami ayahnya menunjukkan rapuhnya institusi dalam sebuah negara. Sebab, sejak lama ayahnya melakukan perjuangan untuk keadilan dan kebebasan bagi rakyat Malaysia.

“Ini bukan hanya untuk membebaskan ketua pembangkang, namun memperjuangkan rakyat untuk kebebasan‎,” cetusnya.

Anggota Parlemen Partai Keadilan Rakyat Malaysia Tian Chua memandang Indonesia adalah negara yang demokrasinya diterapkan dengan baik.Oleh karena itu, mereka meminta bantuan kepada rakyat dan pemerintahan Indoensia. “Walaupun ada kekurangan, Indonesia jadi salah satu paling maju bebas HAM di ASEAN,” tuturnya‎

Indonesia, tambah Tian, menjadi contoh kebebasan dalam demokrasi mulai reformasi pada 1998. Sedangkan, pemerintah Malaysia sejak merdeka tidak ada pergantian dalam tubuh pemerintahan, hingga kini hanya partai United Malays National Organisation (UMNO) yang berkuasa. “Kita harap Indonesia bersama-sama berjuang supaya Malaysia bebas dari sistem,” ujarnya.‎

Tian menuturkan, bahwa pengajuan petisi secara langsung atau online dalam www.change.org/bebaskanmereka ini tidak hanya dilakukan di Indonesia. Dia juga akan meminta dukungan ke sejumlah negara. Terutama di negara ASEAN.

“Selain ke Indonesia, kami akan ke negara ASEAN lainnya, Uni Eropa, dan United States,” ucapnya. (Desyinta/dio)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Tak Lengkap, Hotel Mewah 12 Lantai Ini Dihancurkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler