jpnn.com, BATURAJA - Seorang pelajar bernama Nabila, 14, menjadi korban pembegalan di tempat wisata Curup (air terjun) Dug Dug, Kemelak, Kecamatan Baturaja Timur, OKU, Sumatera Selatan, Senin (15/6) sore.
Akibat kejadian itu, ponsel korban raib dibawa paksa pelaku.
BACA JUGA: Usai Cekcok Soal HP, Suami Kaget Lihat Sang Istri Melakukan Perbuatan Terlarang
Kepada polisi, Nabila mengaku, pergi ke lokasi Curup Dugdug.
“Kami berenam. Satu orang teman laki laki,” kata Nabila. Sehabis menikmati suasana di Curup Dugdug mereka berjalan pulang.
BACA JUGA: Sarnima Memang Sadis, Bunuh Anak Tiri Pakai Pulpen
Namun, di tengah perjalanan mereka dicegat dua pria. Seorang pelaku membawa pisau.
“Mereka menodong sambil minta HP aku diserahkan, Pak,” ujarnya.
BACA JUGA: Ibu Muda Nekat Melakukan Perbuatan Terlarang di Kamar Usai Cekcok dengan Suami
Teman korban lainnya juga tidak berani menolong. Korban melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Baturaja Timur.
Tak lama menerima laporan, polisi langsung meringkus kedua pelaku di tempat berbeda.
Kedua pelaku yakni Putra, 20, dan Herli, 18, warga Kelurahan Kemelak Bindung Langit, Kecamatan Baturaja Timur.
Dari tangan pelaku diamankan barang bukti (BB) 1 unit HP merk Samsung Galaxy biru type A10, topi coklat milik pelaku Herli dan sebilah senjata tajam jenis pisau dengan panjang 30 cm berikut sarungnya.
“Kedua pelaku ini saat kejadian juga berada di dekat lokasi Curup Dugdug,” ujar Kapolsek Baturaja Timur AKP Sulis Pujiono.
Waktu melihat ada remaja yang sebagian besar perempuan timbul niat jahat pelaku.
Saat itu, salah satu pelaku membawa pisau. Seorang pelaku bernama Herli mengajak temannya untuk menodong korban yang membawa HP.
“Kami todong saja,” kata Agus menirukan ucapan pelaku Herli.
Saat akan ditangkap, Herli sembunyi di belakang rumah. Pelaku sembunyi di balik pohon pisang. Sedangkan Putra ditangkap di rumahnya.
BACA JUGA: Terapis Bercelana Pendek Ditemukan Tewas di dalam Kardus Kulkas
Saat hendak ditangkap pelaku berusaha kabur. Meski sudah diberikan tembakan peringatan dua kali. Hingga terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas.(bis)
Redaktur & Reporter : Budi