Dua Bocah Tewas Terseret Arus Banjir di Medan

Senin, 04 Desember 2017 – 16:24 WIB
Pengemudi mobil nekat menerobos banjir lokal di Jalan Karya Kasih Kecamatan Medan Johor, Minggu (3/12/2017). Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos

jpnn.com, MEDAN - Bencana banjir yang melanda kota Medan, Sumatera Utara, sejak Jumat (1/12) hingga Minggu (3/12), menelan dua korban jiwa.

Kedua korban yang masih anak-anak itu tewas terseret derasnya arus banjir.

BACA JUGA: Duarrr! Heri Tewas Disambar Petir saat Asyik Memancing Ikan

Informasi didapat, kedua bocah yang tewas itu masing-masing bernama Noval Zaki (5) dan Muhammad Ikhsan (7). Noval tenggelam di lokasi banjir yang terjadi di Gang Bidan, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun.

Sebelum tenggelam, bocah malang itu sudah dievakuasi orangtuanya ke tempat yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Sei Babura Meluap, Sejumlah Daerah di Sumut Dilanda Banjir

“Saat itu bocah tersebut ditinggalkan sementara, karena orangtuanya harus balik lagi ke rumah melihat situasi banjir. Tapi saat orang tuanya kembali, bocah tersebut sudah tidak ada di tempat. Kemudian, orangtuanya mencari dibantu pihak TRC BPBD Medan. Akhirnya, ditemukan di Gang Merdeka, tak jauh dari lokasi tersebut,” kata Manager Pusdalops BPBD Medan, M Yunus kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group), Minggu (3/12).

Korban lainnya, Muhammad Ikhsan ditemukan warga tidak jauh dari lokasi penemuan Noval. Tubuh Ihsan sudah kaku saat dievakuasi. Ihsan anak dari Ahmat dan Eri warga Jalan Brigjen Katamso, Gang Kenanga, Medan.

BACA JUGA: Siswi SMP Ini Mengaku Dipaksa Sang Pacar, Sudah Dua Kali

“Saya dapat kabar dari temannya Ihsan yang main sama-sama dia semalam di dekat-dekat Gang Bidan. Dia (korban) saya dapat di dalam dasar banjir, tersangkut,” katanya.

Menurut informasi dari kerabat korban, Ikhsan sebelumnya sudah dilarang untuk keluar rumah, namun karena teman-temannya bermain banjir, dia pergi secara diam-diam untuk bermain bersama temannya. Akhirnya dia terseret arus, hingga ditemukan tewas.

Sementara M Sani, orangtua M Ikhsan mengatakan, sebenarnya rumah mereka tidak ikut terendam banjir. Tanpa diketahuinya, anak bungsunya itu bermain air di sekitar rumahnya. Ketika menyadari anaknya tak ada di rumah, Sani langsung bergegas mencari. Namun sayang, setelah ditemukan anaknya sudah tidak bernyawa.

“Memang sempat kami larikan ke Teratai Medical Centre. Namun ternyata tidak dapat tertolong lagi,” cerita Sani lirih saat menerima bantuan dari dari Tim Relawan H Musa Rajekshah alias Ijeck yang diserahkan Sugiat Santoso yang juga Ketua KNPI Sumut.

Tidak hanya keluarga Ikhsan, keluarga M Noval juga menerima bantuan itu yang diwakili Kepling IX Sei Mati, Medan Maimun, Syafrizal.

Banjir di Komplek Pamen Padang Bulan Medan, dan warga sekitar yang tinggal di pinggir aliran sungai 10 Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Kota Medan, Minggu (3/12). Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos

Sementara itu, Syafrizal menyebutkan, awalnya yang diketahui tenggelam yakni M Noval. Atas kejadian itu, warga keluar dari rumah untuk mengetahui kejadian. Atas keramaian itu, korban M Ikhsan ikut keluar. Namun tanpa disadari, Ikhsan malah bermain air bersama anak yang lainnya, hingga akhirnya dia ikut tenggelam.

Selain di Sei Mati, Komplek Pamen Polri di kawasan Padangbulan juga mengalami banjir yang terbilang parah.

Banjir yang terjadi selama hampir dua jam pada Sabtu (2/12/) malam kiriman dari pegunungan tersebut, membuat puluhan rumah di komplek yang berada di Jalan Jamin Ginting Kilometer 4 terendam nyaris setinggi atap.

Manager Pusdalops BPBD Medan, M Yunus mengatakan, dampak banjir berasal dari luapan Sungai Babura yang mengalami kenaikan air hingga hampir dua meter. “Kami dari Tim SAR gabungan TNI, Polri dan BNPB mengevakuasi warga yang masih berada di rumah terjebak banjir,” kata Yunus.

Setidaknya, belasan warga terus dievakuasi aparat gabungan Kasat Sabhara Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar mengatakan, dalam evakuasi ini diturunkan tim sekitar satu kompi untuk membantu evakuasi.

”Sebanyak 19 orang warga terjebak banjir sudah berhasil di evakuasi. Semua proses evakuasi berlangsung dengan aman,” katanya.

Proses evakuasi dilakukan menggunakan perahu karet. Saat ini bersama Polsek Medan Baru, dibangun posko untuk korban banjir. Kepada masyarakat polisi mengimbau untuk tidak kembali ke rumah mengingat debit air masih akan bertambah menyusul air kiriman dari gunung.

Sementara, meski banjir di Kota Medan telah merenggut korban jiwa, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum ada menetapkan status bencana tanggap darurat. Tim Reaksi Cepat BPBD tetap melakukan pemantauan pada lokasi-lokasi rawan banjir, terutama pemukiman warga DAS Deli dan Babura.(dvs/prn/fac/ain/adz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gantung Diri, Pengunjung Pasar Ikan Peusangan Mendadak Heboh


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler