LUMAJANG - Kondisi Lumajang pascapemilihan kepala daerah (pilkada) terus memanas. Siang kemarin (1/6) warga Senduro dibuat geger dengan ditemukannya dua bom di kantor PT Arifin Sedayu di RT 2 RW 8, Desa/Kecamatan Senduro.
Satu bom meledak dan membuat warga berhamburan. Satu bom lagi berhasil dijinakkan tim Gegana Polda Jatim. Bom tersebut baru diketahui setelah salah satunya meledak. Warga mendengar suara ledakan sangat keras pukul 09.30, sehingga membuat warga panik dan berhamburan mencari sumber ledakan.
"Suara ledakannya keras. Semua warga kaget," ujar Muhammad Ali, warga Senduro.
Setelah dicek, suara ledakan ternyata berasal dari depan kantor unit BRI Senduro. Menurut Mahfud, warga setempat, saat mendengar ledakan, dia langsung mendatangi rumah Nina, kakaknya.
Dari kamar depan rumah tersebut, Mahfud melihat banyak asap mengepul yang bersumber dari dalam kamar bagian depan rumah. Kamar itu disewa PT Arifin Sedayu (perusahaan jasa tiket) untuk kantor. "Banyak asap. Isi kantor berantakan," katanya.
Mahfud menyatakan, ada dua bom yang ditemukan. Satu bom yang sudah meledak berbentuk seperti kaleng pecah dalam kondisi hangus. Satu bom lainnya masih terbungkus lakban. Dari kantor Arifin Sedayu itu, dia menemukan banyak paku dan kabel yang berserakan.
Pasca-kejadian tersebut, dua pegawai PT Arifin Sedayu terlihat sibuk mengeluarkan sepeda motor. Namun entah mengapa, dua pegawai itu selanjutnya kabur meninggalkan kantor dengan berboncengan menuju Kota Lumajang. "Dua karyawan langsung pergi," katanya.
Rumah yang meledak hanya berjarak seratus meter dari Mapolsek Senduro. Mengetahui ada ledakan, aparat kepolisian terus berdatangan. Tidak menunggu lama, police line dipasang di rumah dan kantor PT Arifin Sedayu yang lokasinya seatap. Warga dilarang masuk dan hanya bisa menyaksikan dari luar ketika polisi melakukan olah TKP.
Kapolres Lumajang AKBP Susanto yang tiba beberapa menit kemudian langsung mengecek bom tersebut. Bersama sejumlah petugas dan perwira polres, Kapolres masuk melihat kondisi ledakan. Termasuk melihat satu bom yang tersisa.
Setelah mengecek lokasi, Susanto mengakui bahwa ada dua bom ringan di dalam kantor PT Arifin Sedayu. "Iya, bom ringan rakitan sekelas bondet," terangnya kepada sejumlah wartawan.
Dia menjelaskan, di antara dua bom tersebut, salah satu yang termonitor sudah meledak dan menimbulkan suara keras. Pihaknya mengamankan bom itu dengan memasang police line di kawasan rumah yang sekaligus dijadikan kantor PT Arifin Sedayu.
Polisi hingga kemarin masih mengejar pelaku. Polisi juga akan meminta keterangan saksi dan pihak-pihak terkait seperti pemilik rumah dan pihak PT Arifin Sedayu. (fid/jpnn/c17/bh)
Satu bom meledak dan membuat warga berhamburan. Satu bom lagi berhasil dijinakkan tim Gegana Polda Jatim. Bom tersebut baru diketahui setelah salah satunya meledak. Warga mendengar suara ledakan sangat keras pukul 09.30, sehingga membuat warga panik dan berhamburan mencari sumber ledakan.
"Suara ledakannya keras. Semua warga kaget," ujar Muhammad Ali, warga Senduro.
Setelah dicek, suara ledakan ternyata berasal dari depan kantor unit BRI Senduro. Menurut Mahfud, warga setempat, saat mendengar ledakan, dia langsung mendatangi rumah Nina, kakaknya.
Dari kamar depan rumah tersebut, Mahfud melihat banyak asap mengepul yang bersumber dari dalam kamar bagian depan rumah. Kamar itu disewa PT Arifin Sedayu (perusahaan jasa tiket) untuk kantor. "Banyak asap. Isi kantor berantakan," katanya.
Mahfud menyatakan, ada dua bom yang ditemukan. Satu bom yang sudah meledak berbentuk seperti kaleng pecah dalam kondisi hangus. Satu bom lainnya masih terbungkus lakban. Dari kantor Arifin Sedayu itu, dia menemukan banyak paku dan kabel yang berserakan.
Pasca-kejadian tersebut, dua pegawai PT Arifin Sedayu terlihat sibuk mengeluarkan sepeda motor. Namun entah mengapa, dua pegawai itu selanjutnya kabur meninggalkan kantor dengan berboncengan menuju Kota Lumajang. "Dua karyawan langsung pergi," katanya.
Rumah yang meledak hanya berjarak seratus meter dari Mapolsek Senduro. Mengetahui ada ledakan, aparat kepolisian terus berdatangan. Tidak menunggu lama, police line dipasang di rumah dan kantor PT Arifin Sedayu yang lokasinya seatap. Warga dilarang masuk dan hanya bisa menyaksikan dari luar ketika polisi melakukan olah TKP.
Kapolres Lumajang AKBP Susanto yang tiba beberapa menit kemudian langsung mengecek bom tersebut. Bersama sejumlah petugas dan perwira polres, Kapolres masuk melihat kondisi ledakan. Termasuk melihat satu bom yang tersisa.
Setelah mengecek lokasi, Susanto mengakui bahwa ada dua bom ringan di dalam kantor PT Arifin Sedayu. "Iya, bom ringan rakitan sekelas bondet," terangnya kepada sejumlah wartawan.
Dia menjelaskan, di antara dua bom tersebut, salah satu yang termonitor sudah meledak dan menimbulkan suara keras. Pihaknya mengamankan bom itu dengan memasang police line di kawasan rumah yang sekaligus dijadikan kantor PT Arifin Sedayu.
Polisi hingga kemarin masih mengejar pelaku. Polisi juga akan meminta keterangan saksi dan pihak-pihak terkait seperti pemilik rumah dan pihak PT Arifin Sedayu. (fid/jpnn/c17/bh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calhaj Sesuaikan Identitas
Redaktur : Tim Redaksi