JAKARTA - Selama dua hari berturut-turut, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meringkus 11 terduga teroris dari dua tempat, yaitu Makassar, Sulawesi Selatan dan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya tewas. Dua terduga teroris tewas di Makassar, sedang lima lainnya di Dompu.
Penangkapan pertama dilakukan Densus 88 di belakang Masjid RUmah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jumat (4/1) pukul 10.30. Terduga teroris yang tewas adalah Syamsuddin dan Ahmad Khalil alias Hasan asal Palopo. Jenazah keduanya telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Penangkapan kedua dilakukan di Pasar Daya, Makassar pada hari yang sama. Sempat terjadi baku tembak antara polisi dan terduga teroris.
Dari penggerebekan di Pasar Daya ini terduga teroris yang berhasil diamankan adalah Thamrin dan Arbain. Keduanya hanya mengalami luka tembak. Mereka ditangkap setelah melarikan diri dari penggerebekan pertama di belakang masjid.
Penangkapan di Makassar masih berlanjut. Densus 88 membekuk dua teroris lainnya di Enrekang pada Jumat pukul 18.30. Dua terduga teroris terkait kelompok Abu Uswah dibekuk. Mereka adalah Syarifudin dan Fadli.
"Di Makassar polisi menangkap enam orang. Empat hidup, dua meninggal. Mereka jaringan yang terpantau pascapembunuhan dua polisi di Tamanjeka, Poso. Semakin diintensifkan penyelidikan kita, pergerakan surveillance terhadap mereka. Di antaranya terpantau dari Sulawesi menuju Dompu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Jakarta, Sabtu (5/1).
Dari pengembangan berikutnya, Densus 88 mengejar para teroris hingga ke Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada Jumat (4/1) petang sekitar pukul 18.30, Densus membekuk dua orang bernama Rois dan Bachtiar. Mereka ditangkap di tempat yang diduga sebagai tempat pelatihan kegiatan merakit bom.
Polisi menyebut dua orang ini melakukan perlawanan dengan senjata api sehingga polisi pun mengeluarkan tembakan. Rois dan Bachtiar pun tewas dalam aksi baku tembak itu.
Kegiatan penangkapan terus berlanjut di Dompu Sabtu pagi ini. Polisi menggerebek tempat pelatihan kelompok itu. Dalam hal ini, kata Boy, pihaknya terpaksa melakukan penembakan terhadap sejumlah orang yang diduga kuat menguasai bahan peledak.
Satu yang tewas terindikasi bernama Andi Brekele atau Andi Kayamaya. Informasinya, ia berasal dari Poso. Sementara itu, dua lainnya masih dalam proses identifikasi.
"Dengan demikian, catatan kita 2x24 jam ini, Densus telah menangkap 11 orang. Pengembangan dari peristiwa ini karena sudah terpantau sejak 1,5-2 bulan. Terpantau di antara mereka ada yang ke arah Dompu, NTB, berbatasan dengan Bima," pungkas Boy.(flo/jpnn)
Penangkapan pertama dilakukan Densus 88 di belakang Masjid RUmah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jumat (4/1) pukul 10.30. Terduga teroris yang tewas adalah Syamsuddin dan Ahmad Khalil alias Hasan asal Palopo. Jenazah keduanya telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Penangkapan kedua dilakukan di Pasar Daya, Makassar pada hari yang sama. Sempat terjadi baku tembak antara polisi dan terduga teroris.
Dari penggerebekan di Pasar Daya ini terduga teroris yang berhasil diamankan adalah Thamrin dan Arbain. Keduanya hanya mengalami luka tembak. Mereka ditangkap setelah melarikan diri dari penggerebekan pertama di belakang masjid.
Penangkapan di Makassar masih berlanjut. Densus 88 membekuk dua teroris lainnya di Enrekang pada Jumat pukul 18.30. Dua terduga teroris terkait kelompok Abu Uswah dibekuk. Mereka adalah Syarifudin dan Fadli.
"Di Makassar polisi menangkap enam orang. Empat hidup, dua meninggal. Mereka jaringan yang terpantau pascapembunuhan dua polisi di Tamanjeka, Poso. Semakin diintensifkan penyelidikan kita, pergerakan surveillance terhadap mereka. Di antaranya terpantau dari Sulawesi menuju Dompu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Jakarta, Sabtu (5/1).
Dari pengembangan berikutnya, Densus 88 mengejar para teroris hingga ke Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada Jumat (4/1) petang sekitar pukul 18.30, Densus membekuk dua orang bernama Rois dan Bachtiar. Mereka ditangkap di tempat yang diduga sebagai tempat pelatihan kegiatan merakit bom.
Polisi menyebut dua orang ini melakukan perlawanan dengan senjata api sehingga polisi pun mengeluarkan tembakan. Rois dan Bachtiar pun tewas dalam aksi baku tembak itu.
Kegiatan penangkapan terus berlanjut di Dompu Sabtu pagi ini. Polisi menggerebek tempat pelatihan kelompok itu. Dalam hal ini, kata Boy, pihaknya terpaksa melakukan penembakan terhadap sejumlah orang yang diduga kuat menguasai bahan peledak.
Satu yang tewas terindikasi bernama Andi Brekele atau Andi Kayamaya. Informasinya, ia berasal dari Poso. Sementara itu, dua lainnya masih dalam proses identifikasi.
"Dengan demikian, catatan kita 2x24 jam ini, Densus telah menangkap 11 orang. Pengembangan dari peristiwa ini karena sudah terpantau sejak 1,5-2 bulan. Terpantau di antara mereka ada yang ke arah Dompu, NTB, berbatasan dengan Bima," pungkas Boy.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Tewaskan Tiga Teroris di Dompu
Redaktur : Tim Redaksi