Dua Ibu Selamat, Satu Hilang ke Malaysia

Kamis, 14 Februari 2013 – 00:20 WIB
CIREBON - Dua dari tiga ibu rumah tangga yang diduga hampir menjadi korban penjualan orang (trafficking), yakni SS (41) dan Sar (38) kembali ke Cirebon dengan selamat. Sementara In (38), hingga kini belum diketahui kabarnya.

Sang suami, Sambas (45) cemas karena belum mengetahui keberadaan istri tercintanya. Keluarga korban pun menilai Polres Cirebon Kota lambat dalam menangani kasus ini. Pasalnya, polisi kerap mengatakan tengah mencari S dan U selaku promotor keberangkatan TKW. Nyatanya, S masih terlihat ada di rumahnya. “Katanya polisi sedang mencari orang yang mengajak kami, orang dia masih keliatan kok di rumahnya, dan masih santai-santai saja,” cetus SS, salah satu korban diduga trafficking yang berhasil selamat dan kembali ke Cirebon kepada wartawan.

Tanpa banyak basa-basi, setelah mengetahui yang mendatanginya wartawan, Sambas pun langsung menegaskan kekecewaannya atas kinerja kepolisian. Dia sempat memperlihatkan bukti laporan polisi tertanggal 26 Januari 2013. Hingga kini, belum ada respons cepat dari kepolisian. "Saya udah melapor polisi, tapi nggak ada tanggapan. Percuma jadinya lapor-lapor juga," tukas Sambas.

Dalam kesempatan itu, Sambas pun mengatakan cemas dengan keberadaan istrinya. Pasalnya, dia mendengar kabar jika ibu dari tiga anaknya itu menghilang di negeri jiran Malaysia. Nomor ponsel In pun sudah tidak bisa dihubungi. "Katanya istri saya kabur saat sopir memarkirkan mobil. Ditinggal 3 menit menaruh mobil, istri saya pergi entah ke mana," ujar Sambas.

Ditanya awal mula kepergian sang istri, Sambas pun mulai bercerita. Saat itu, In mengatakan ingin berangkat keluar negeri lantaran tergiur dengan gaji yang besar. Keinginan itu juga lantaran ada Nu dan Kev yang mengajak. "Istri saya mau itu seizin saya," katanya.

Namun, Sambas sempat kecewa, karena ketika In berangkat menuju Jakarta, dia sedang tidak ada di rumah. Saat itu, Sambas hanya menerima pesan singkat, yang isinya In memberitahu sedang ada di bus menuju Jakarta. Dari situ, Sambas sempat marah, tidak hanya kepada In, juga komplain kepada Nu dan Kev selaku pembawa In.

"Ngasih tahunya pas udah sampai Palimanan, katanya lagi di bus. Ya saya marah-marah dong, kenapa berangkat nggak nunggu saya sebagai suaminya pulang ke rumah. Kata orang yang ngajak, ya berangkat mah berangkat aja dulu, nanti dikabarin," tandas Sambas menirukan perkataan Nu dalam sambungan telepon.

Sambas mengaku, dua orang yang mengajak istrinya, sama sekali belum dia kenal. Bahkan wajahnya pun tidak diketahui, karena belum pernah bertemu. Hingga saat ini, Sambas mengaku khawatir dan cemas dengan keberadaan istrinya. Pasalnya, Sambas mendapat kabar dari SS, jika In menghilang saat tiba di Johor, Malaysia.

Saat berbincang dengan Sambas, SS tiba-tiba datang menghampiri. SS pun bercerita banyak soal pengalamannya selama di Batam, hingga bisa sampai ke Cirebon. Ketika itu, kata SS, setelah dirinya tergiur dengan ajakan Nu dan Kev, dia bertekad bulat untuk berangkat menjadi TKW.

Pada Jumat (18/1) lalu, SS berangkat menuju Jakarta dengan dua rekan dan dua orang yang mengaku agen. Hari itu juga, sekitar pukul 17.00, mereka diterbangkan ke Batam. "Sebelum berangkat saya dikasih uang Rp 1 juta, katanya pinjaman untuk biaya keluarga di rumah selama ditinggalkan saya, dan saya harus menggantinya," tutur SS. 

SS di sana dijanjikan akan segera diberangkatkan setelah paspor selesai. Namun, hingga dua minggu tinggal di sebuah kos-kosan yang dikelola A, SS belum juga bisa berangkat. Mendapati gelagat mencurigakan, SS dan In berupaya kabur menuju pelabuhan Sikupang.

Namun upaya gagal, lantaran biaya kurang. SS pun melaporkan apa yang dialaminya ke kepolisian Batam. Tapi sayang, respons polisi mengecewakan, lantaran SS tidak mampu menyebutkan alamat kosnya. Bahkan, SS yang meminta dipulangkan ke Cirebon, ditolak mentah-mentah.

"Katanya suami saya yang harus menjemput ke sana, kan saya juga nggak tahu alamatnya. Malah saya mau dialihkan ke Dinas Sosial. Di Dinas Sosial juga saya kembali disalahkan dan disangka saya kabur sendiri," ucap SS.

Atas tekadnya, SS pun meminta kapada suaminya yang di Cirebon untuk mengirimkan uang agar dia bisa pulang. Sehingga, SS mampu selamat dari kondisi Batam yang membuat dia resah.

Namun, meski dia berhasil kembali ke Cirebon, SS juga mengaku prihatin dan menyesal, karena tidak bisa membawa In, yang konon katanya sudah sampai ke Malaysia. "Saya juga sempat bersitegang dengan Nu, karena dia keukeh nggak mau kalau saya harus kembali. Bahkan dia juga minta ganti rugi. Akhirnya saya diantar A menuju Pelabuhan Sikupang lagi dan bisa terbang ke Cirebon," tuturnya. (atn/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Razia Gasak Pasangan Mesum

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler