Dua Jempol Arief Yahya untuk Budi Karya

Selasa, 01 November 2016 – 08:58 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - FLORES – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengacungkan dua jempolnya ketika ditanya soal gebrakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Acungan jempolnya itu senagai respons atas Kemenhub yang bakal cepat-cepat membuka pelabuhan khusus pariwisata sebagai fasilitas sandar  kapal-kapal pesiar atau cruise dan yacht atau perahu pesiar di Labuan Bajo. Ini adalah dukungan konkret Kemenhub untuk membuka potensi kedatangan yacht, yang ditargetkan menembus  6.000 yachters sampai 2019 mendatang.

BACA JUGA: Tunggakan Perusahaan Minerba Tembus Rp 21 Triliun

“Pak Menhub Budi Karya sangat cepat mengeksekusi banyak bottlenecking! Cara kerjanya sudah seperti swasta saja, cepat, dan berorientasi pada customers. Terima kasih banyak Pak Menhub, itu sangat membuka peluang dan harapan bagi Wisata Bahari ke Labuan Bajo dengan ikon Komodo itu,” ungkap Arief.

Menhub Budi saat meninjau Pelabuhan Labuan Bajo di Manggarai Barat, NTT, Minggu (30/10) menjelaskan bahwa desa yang menjadi pintu untuk melihat komodo itu merupakan salah satu andalan didantara 10 top destinasi wisata priortas yang diputuskan oleh Presiden Joko Widodo. Karena itu, kebutuhan pariwisata ini didahulukan, agar bisa cepat men-drive ekonomi yang lebih sustainable.

BACA JUGA: Kuartal III 2016, PGN Raih Laba Bersih Rp 3,23 triliun

"Konsentrasikan Labuan Bajo ini sebagai pelabuhan turis dan penumpang. Tujuannya supaya yacht dan cruise bisa bersandar masuk ke sini,” kata Budi Karya.

Jika fasilitas pelabuhan laut itu bisa direalisasi, optimisme Arief  semakin berkobar lagi.  Keinginan Menhub itu masuk nalar. Selain sudah ditetapkan menjadi salah satu destinasi prioritas, Labuan Bajo juga punya potensi maritim sangat istimewa. Bahkan, sudah menjadi terbaik di dunia.

BACA JUGA: Pemerintah Target Ekspor 8 Ribu Ton Bawang Merah

CNN Travel 2015 silam menempatkan Labuan Bajo sebagai the best snorkel site, nomor dua setelah Raja Ampat di Papua Barat. Nomor tiganya adalah Kepulauan Galapagos.

Artis papan atas Hollywood sekelas Gwyneth Paltrow juga mengakui kedahsyatan Labuan Bajo saat diwawancara Shivani Vora, wartawan New York Times, Maret 2016.

Inilah yang membuat Menhub Budi tergugah mengembangkan wisata yacht dan kapal pesiar yang paling cocok buat wisman. "Jadi wajar dan perlu dibangun berbagai fasilitas pendukung seperti sarana transportasi ke destinasi unggulan dan utama seperti di Labuan Bajo," katanya.

Saat ini, peti kemas terlihat masih bertumpuk di Pelabuhan Labuan Bajo. Ke depan, fungsi pelabuhan barang akan dilaihkan ke pelabuhan lain. Fokus pelabuhan barang akan dialihkan ke Pelabuhan Maumere, Sikka. Pemisahan itu dilakukan agar tiap pelabuhan memiliki fokus serta tidak saling mendahului.

"Pemindahan itu tidak akan mengurangi pendapatan penduduk. Karena turis juga bisa jadi pendapatan penduduk sini. Di sini kerja sepuluh ribu. Lalu kita buat titik lagi. Jadi akan ada tambahan lapangan kerja. Penduduk sini, bisa saja buat restoran di bukit sana," ujarnya.

Budi juga berencana membuat satu pelabuhan baru yang berfungsi sebagai   pengumpan. Hanya saja, masih dilakukan pengkajian untuk mencari lokasi untuk pelabuhan baru tersebut.

Soal pemindahan ini, Budi mengatakan tidak butuh waktu lama. Sedangkan mengenai pihak mana yang akan mengelola Pelabuhan Labuan Bajo sebagai pelabuhan penumpang, Budi mengatakan baik pihak swasta dan negeri saling bersinergi.

"Tidak lama. Untuk waktunya mungkin setahun. Saya sudah minta Pelindo untuk urus itu. (Pelni) tidak akan jadi yang ketiga. Sinergi semuanya. Karena ini semua aset negara. Termasuk swasta juga (pelihara) aset negara. Tidak boleh ada yang terpinggirkan," tuturnya.

Keinginan Menhub tadi sejalan dengan program Kementerian Pariwisata. Sebelumnya, kementerian di bawah komando Arief Yahya itu juga berkomitmen terhadap pengembangan wisata dengan pembangunan banyak marina atau dermaga yacht di Tanah Air, termasuk Labuan Bajo.

"Kami jadi makin optimistis menangkap potensi pasar 6.000 yacht. Kalau sudah di-support Kemenhub, mimpi meraup devisa Rp 6 triliun dengan asumsi setiap yacht dapat menghabiskan Rp 1 miliar setiap kali datang, sangat mungkin bisa diraih,” kata Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana. .

Saat ini, birokrasi dan perijinan yang selama ini menghambat masuknya yacht dan kapal pesiar ke Indonesia sudah dipangkas. Sekarang, yachter-yachter dunia langsung disambut dengan pengurusan dokumentasi yang tidak ribet. Cruising Application for Indonesian Territory (CAIT) bagi yacht untuk masuk ke perairan Indonesia bisa diakses dengan cara yang sangat mudah. Tinggal klik https://yachters-indonesia.id dan mengisi form yang tersedia, para yachter sudah bisa masuk ke Indonesia.

Deregulasi lain yang sudah dilakukan adalah cabotage cruise, atau kapal pesiar asing yang boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di sejumlah pelabuhan di Indonesia.  “Nah, di sini diharapkan bisa meningkatkan jumlah cruise berbendera asing yang datang ke Indonesia, dari 400 cruise 2014, menjadi 1.000 cruise di 2019, dan meraup devisa USD 300 juta,” kata Pitana.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Susi: Indonesia Partner Strategis Bagi Rusia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler