Pemerintah Target Ekspor 8 Ribu Ton Bawang Merah

Selasa, 01 November 2016 – 07:47 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Petani bawang merah menilai pasar ekspor tidak menarik untuk komoditas tersebut. Alasannya, faktor harga kurang bagus.

Sebagaimana diketahui, pemerintah gencar mendorong ekspor bawang merah ke beberapa negara potensial.

BACA JUGA: Menteri Susi: Indonesia Partner Strategis Bagi Rusia

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia Ikhwan Arif menyatakan, permintaan pasar internasional terhadap bawang merah tinggi.

Namun, sama halnya dengan di dalam negeri, harga bawang merah ekspor juga menyesuaikan kebutuhan pasar.

BACA JUGA: Baru Diangkat, Menteri Budi Sudah Bikin Terobosan untuk Wisata

’’Maka, tidak jarang dari sisi harga terlihat kurang menarik bagi petani,’’ katanya, Senin (31/10) kemarin.

Negara tujuan ekspor di antaranya Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan negara lain di Asia.

BACA JUGA: Asyik, Pengajuan Pengunaan Nama Kapal Bisa Dilakukan Secara Online

’’Ada pula Thailand, mereka memiliki kuliner yang hampir sama dengan Indonesia,’’ jelasnya.

Hanya, Thailand juga mengembangkan lahan pertanian untuk bawang merah.

Di sisi lain, sulit untuk memperluas pangsa pasar bawang merah.

Sebab, konsumsi bawang merah di beberapa negara bersaing dengan bawang bombai.

Karena itu, konsumen rumah tangga yang sudah terbiasa menggunakan bawang bombai enggan beralih ke bawang merah.

’’Untuk konsumsi sendiri, pakai bawang bombai sudah cukup. Apalagi produksi bawang bombai masal. Sebab, bisa memaksimalkan on farm,’’ ungkapnya.

Kementerian Pertanian menargetkan ekspor bawang merah bisa di atas 8.000 ton pada tahun ini.

Sementara itu, pada 2015, ekspor bawang merah mencapai 8.000 ton.

Secara nasional, luas areal penanaman bawang merah mencapai 100 ribu hektare. Areal penanaman terbesar berada di Brebes yang mencapai 30 ribu hektare per tahun.

Setelah Brebes, diikuti Jabar, Jatim, NTB, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.

’’Saat ini di sebagian wilayah masuk masa panen. Misalnya, di Jabar, tepatnya di Majalengka, siap panen 5.000 hektare pada Oktober–November. Kemudian, di Jatim seperti di Probolinggo dan Banyuwangi,’’ paparnya. (res/c22/agm/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penuhi Pasokan Daging di Jakarta, KM Camara Bawa 500 Sapi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler