Dua Kepsek Ini Berhasil Menjalankan PTM, Layak Ditiru

Rabu, 21 Juli 2021 – 15:33 WIB
Pembelajaran Tatap Muka atau PTM Terbatas menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pembelajaran tatap muka (PTM) bisa berhasil dilakukan tergantung kepala sekolah (kepsek) dan orang tua murid.

Seperti yang dilakukan di SMP Kecamatan Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan SMP Negeri 37 Muara Jambi, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro, Jambi.

BACA JUGA: Banjir di Cilacap, Seperti Ini Dahsyatnya

Kedua SMP tersebut berhasil menjalankan PTM sejak Januari sampai Juni 2021, tanpa satu pun kasus Covid-19.

Kepala SMP Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe Julfin Daromes mengatakan sejak Januari 2021 mereka sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas.

BACA JUGA: Mendagri Tito Keluarkan Instruksi Terbaru untuk PPKM Jawa dan Bali, Simak

Sebanyak 58 siswanya diatur sesuai ketentuan SKB 4 Menteri.

Julfin membagi siswa yang masuk dibagi dan masuk secara bergantian, kecuali kelas 9 setiap hari masuk.

"Itu berlangsung periode Januari sampai Februari. Setiap kelas maksimal 10 siswa," kata Julfin kepada jpnn.com, Rabu (21/7).

Sukses dengan PTM terbatas, Julfin langsung memberlakukan PTM 100 persen untuk 58 siswanya, sesuai kesepakatan bersama orang tua murid.

Julfin menyebutkan, banyak orang tua murid yang menginginkan anaknya sekolah tatap muka. Apalagi karena keterbatasan fasilitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah. Belum lagi kendala jaringan.

"Namanya di daerah kepulauan, jaringan susah makanya sesuai kesepakatan sekolah dan orang tua PTM 100 persen," ucapnya.

Karena PTM ini keinginan bersama, Julfin menyebutkan, orang tua pun ikut menjaga anak-anaknya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sekolah juga tidak membolehkan siswanya pulang rumah tanpa dikawal guru. Jam pulang sekolah pun diatur agar tidak terjadi kerumunan.

"Jadi anak-anak yang tidak dijemput orang tuanya dikawal guru. Mereka diantar sampai naik kendaraan umum yang kapasitasnya separuh," terangnya.

Namun, sayangnya tahun ajaran baru ini, Julfin tidak bisa memberlakukan PTM meski terbatas akibat sekolahnya berada di zona oranye. Walaupun begitu, seluruh guru dan tenaga kependidikan diwajibkan masuk sekolah.

Julfin berharap ada perubahan zona dari orange ke kuning agar PTM segera dilakukan. Mengingat selama enam bulan menjalankan PTM terbatas maupun 100 persen tidak ada kasus Covid-19 di SMP Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Sama halnya dengan yang ditetapkan di SMP Negeri 37 Muara Jambi, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro.Jambi, Provinsi Jambi, sudah sekolah tatap muka per Januari 2021.

Menurut Kepala SMP Negeri 37 Muara Jambi Togap Sianipar, selama PTM terbatas itu, tidak ada kendala yang terjadi. Bahkan tidak satu pun warga sekolah yang terkonfirmasi Covid-19.

"Satu semester kami jalankan secara tatap muka dari Senin sampai Sabtu secara bergantian," kata Sianipar yang dihubungi jpnn.com.

Dengan jumlah murid 70 orang, lanjutnya, sekolah membagi jumlah siswa yang PTM terbatas 50 persen dari total murid. Namun, 70 siswa itu mendapatkan kesempatan PTM terbatas sepekan tiga kali

Sedangkan untuk tahun ajaran baru ini, SMP Negeri 37 Muara Jambi memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk sementara karena sesuai rekomendasi dari tim Satgas Covid-19.

Sebenarnya kata Sianipar, tidak ada satu pun warga sekolah yang terkonfirmasi Covid-19. Namun, karena ada kebijakan dari Satgas Covid-19 kecamatan akhirnya berimbas pada sekolah yang dia pimpin.

"Kami putuskan PJJ sambil menunggu rekomendasi dari Satgas Covid-19 lagi apakah semua sekolah sudah bisa PTM terbatas lagi," katanya. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler