Dua Kubu Bentrok, Batam Mencekam

Selasa, 19 Juni 2012 – 00:46 WIB
Salah satu kelompok yang berseteru menggunakan panah dihalau polisi saat terjadi kerusuhan antara dua kelompok di depan Hotel Planet Holiday, Batam, Senin (18/6). Foto : Wijaya Satria/Batam Pos/JPNN

BATAM - Massa dari dua kubu berbeda yang saling bersengketa lahan bentrok di Area Hotel Planet Holiday, Batam, Senin (18/6) sekitar pukul 15.00. Akibatnya, 11 orang terkapar terkena sabetan parang dan pedang.

Dari korban yang terkapar itu satu di antaranya tewas. Sedangkan Hotel Planet Holiday yang menjadi lokasi kerusuhan, kaca-kacanya hancur berantakan.

Mereka yang luka parah langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Empat korban dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), empat ke Harapan Bunda (RSHB) dan tiga orang yang kritis dilarikan ke Rumah Sakit Elizabeth, Baloi.

Bentrokan berdarah ini dipicu perebutan lahan PT Hyundai Metal Indonesia (PT HMI) di Batuampar oleh kubu Tony Fernando (Manager Operasional dan Pemasaran PT HMI) dengan kubu PT Lord Way Accommodation Engineering (PT LWAE) yang didukung Basri. Pada 14 Juni lalu sengketa lahan seluas 4.300 meter persegi antara PT LWAE dengan PT HMI diputus di Pengadilan Negeri (PN) Kota Batam.

Dalam putusannya, PN Batam memenangkan sebagian gugatan PT LAE. Namun pihak PT HMI langsung menyatakan banding atas putusan tersebut, mengingat banyak fakta persidangan yang diabaikan pengadilan.

Merasa memenangkan gugatan, kelompok PT LAE yang dikomandoi Basri langsung mengamankan dan menjaga lahan yang disengketakan tersebut. Namun hal tersebut membuat kubu Toni yang mendukung PT HMI tak terima. Alasannya belum ada putusan final tentang banding yang diajukan PT HMI atas putusan PN Batam itu.

Senin (18/6) sekitar pukul 14.00 WIB, puluhan orang dari kelompok Basri yang menjaga lahan sengketa didatangi puluhan orang dari kubu Toni. Kelompok Toni ingin membubarkan kelompok Basri yang menduduki lahan sengketa. Bentrok pun terjadi di lahan yang disengketan.

Karena kalah jumlah massa, kubu Toni memilih mundur dan melarikan diri ke Jodoh tepat disamping Hotel Planet Holiday menyusuri jalan bukit Senyum. Di kawasan Hotel Planet Holiday, sebanyak 50 orang dari kubu Toni mendadak merangsek masuk ke dalam area Hotel. Mereka dengan membawa pentungan dan parang langsung mendekati dan masuk Hotel dan terlebih dahulu mengancam pihak sekuriti hotel.

Saat mendekat itulah, puluhan massa pimpinan Toni langsung merusak sejumlah kaca depan dan pintu masuk Hotel. Tak itu saja, massa pimpinan Toni juga merangsek kesamping hotel dan merusak kaca samping, kaca kantor perbankan yang berada di kawasan hotel Planet Holiday, serta mobil pengunjung hotel yang terparkir didepan maupun samping hotel.

Sementara puluhan massa pimpinan Basri yang mendengar massa Toni telah menyerang Hotel Planet Holiday langsung marah dan berbalik menuju untuk menghentikan perusakan.

"Memang betul, Basri sendiri kembali dan berniat menghentikan aksi brutal massa Toni, karena Basri merupakan orang kepercayaan pemilik hotel Planet Holiday untuk mengamankan kondisi hotel Planet Holiday," ujar Kapolda Kepri, Brigejen Yotje Mende yang langsung turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Info yang dihimpun Batam Pos, kelompok massa Toni menyerang hotel Planet Holiday karena PT Letwei Engineering yang memenangkan gugatan tersebut pemiliknya adalah pemilik Hotel Planet Holiday bernama Karto.

Sampai di area Hotel Planet Holiday, massa pimpinan Basri yang melihat pengrusakan oleh massa Toni langsung meluapkan emosinya. Sama-sama membawa parang, tombak dan busur panah, massa pimpinan Basri langsung menyerbu massa pimpinan Toni. Perang parang, hujan anak panah serta terjangan tombak antara dua kubu pun tak terhindarkan.

Erangan suara kesakitan dan teriakan minta tolong dari massa yang terkena sabetan dan tikaman tombak pun terdengar nyaring dan keras oleh pengendara yang kebetulan lewat dan menyaksikan jalannya perang.  "Tolooong, ampuun, jangan bunuh, saya hanya ikut-ikutan saja, aaaarrh," teriak salah seorang yang terkena tebasan parang.

Mengetahui kebrutalan dua kubu massa, polisi yang sebelumnya sudah berjaga-jaga di lokasi pun tak berdaya dan hanya bisa menyaksikan  bentrok berdarah. Sebab, saat awal terjadinya bentrok berdarah, personel polisi yang turun di TKP hanya sedikit dan tak membawa persenjataan lengkap. Sehingga bentrok pun tak terhindarkan.

Selang beberapa menit setelah bentrok, ratusan polisi dari Brimob dan Polda Kepri langsung berdatangan dengan persenjataan laras panjang beserta tameng. Massa yang bentrok pun berhasil dipukul mundur dan ditangkap. Namun, ada beberapa dari massa kedua kubu yang lolos dari kejaran polisi.

Kepolisian juga langsung menutup akses jalan raya di depan Hotel Planet Holiday baik dari arah Nagoya Hill maupun sebaliknya dari arah Jodoh sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Pasca-bentrok mereda, yang nampak hanya pemandangan yang memiriskan. 11 orang yang terkena sabetan parang dan tikaman tombak dengan berlumuran darah tergeletak semua. Polisi langsung mengevakuasi korban dan melarikannya ke beberapa RS dengan bantuan tujuh ambulan.

Kaca Hotel yang sebelumnya nampak tertata rapi dan indah berubah seperti lautan beling tajam yang berserakan kemana-mana memenuhi halaman parkir hotel. Polisi langsung menutup akses masuk hotel dan membentangkan pita kuning garis polisi. (gas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makan Nasi Kuning, Puluhan Murid Keracunan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler