jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menyebut penyebaran hoaks ialah tindakan yang berpotensi merusak pemilihan umum berlangsung panas. Oleh karena itu, dia berharap kedua kubu yang berkontestasi dalam pemilihan presiden 2019 dapat menunjukkan komitmen melawan hoaks.
Menurut dia, salah satu cara menunjukkan komitmen itu yakni melayangkan pembelaan terhadap lawan politik ketika diserang hoaks.
BACA JUGA: Fadli Zon Ingatkan Kubu Jokowi - Maruf Tak Libatkan Aparat untuk Kampanye
“Jadi, sikap seperti itulah yang dinamai spirit politik,” kata Adi dalam diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Konsolidasi Nasional untuk Pemilu Damai' di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/3).
BACA JUGA: Kubu Jokowi Setuju Hoaks Sama dengan Tindak Terorisme
BACA JUGA: Ini Pesan Ortu Yang Selalu Diamalkan Prabowo
Dia mencontohkan Wakil Ketua Dewan Penasihat BPN Prabowo - Sandiaga Hidayat Nur Wahid harusnya mengklarifikasi ketika calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi korban hoaks dengan disebut sebagai PKI.
Sebaliknya, ungkap Adi, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Ace Hasan Syadzily juga memberi klarifikasi ketika calon presiden Prabowo Subianto disebut bakal menghapus Pancasila ketika dipercaya memimpin Indonesia.
BACA JUGA: Maruf Amin Tetap Gas Pol
“Harus bisa menjelaskan. Kalau itu bukan seperti itu," ungkap dia.
Dia mengatakan kontestan pilpres 2019 di Indonesia harus mencontoh sikap yang ditunjukkan calon presiden Amerika Serikat John McCain. Ketika bertarung melawan Barrack Obama saat pemilihan presiden Amerika Serikat 2008, McCain justru membela pesaingnya tersebut dari serangan hoaks.
“Ketika Obama disebut Arab, McCain bilang, dia bukan arab. Saya kira sikap John McCain bagus," pungkas dia.(mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi - Maruf Unggul di Semua Wilayah, Prabowo - Sandi Hanya di Sumatera
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan