jpnn.com - JAKARTA – Psikiater Syailendra mengungkapkan ada hal yang menarik dari ketenangan Jessica Kumala dalam menghadapi kasus pembunuhan Wayan Mirna. Menurut dia, hal tersebut bisa diartikan dua hal. Pertama dia memang tidak melakukan seperti yang dituduhkan.
Kedua, Jessica bisa tenang karena terbiasa melakukan tindakan yang disangkakan. ’’Nah ini perlunya tes kejiwaan untuk membantu polisi melakukan penyidikan,’’ terangnya kemarin.
BACA JUGA: Sudah 6 Bulan, Oknum Polisi Hilang Tanpa Jejak
Dari sisi Neuro Linguistic Programming (NLP), Pakar Hypnoterapi Dewi P. Faeni menduga Jessica telah melakukan kebohongan. Dewi melihat hal itu dari bahasa tubuh Jessica ketika di wawancara sejumlah televisi.
Pertama dari eye to eye contact. Dewi melihat Jessica sering melihat ke kanan atas. Hal itu menunjukan seseorang sedang membangun fakta. ’’Bisa jadi dia tak mengatakan yang sebenarnya,’’ ungkapnya.
BACA JUGA: Pagi Hari Ayah Jessica Sudah Pergi
Mengenai ketenangan Jessica, Dewi menduga dia sudah terbiasa setelah sekian hari menghadapi tekanan.
’’Bisa jadi karena pertanyaan yang diajukan itu-itu saja, jadi akhirnya jawabannya seperti computer language,’’ terangnya. Dewi juga melihat Jessica lebih banyak nervous dari tatapan matanya.
BACA JUGA: Kompolnas: Di CCTV Ada Gerakan Memindahkan Gelas...
Dalam NLP, nervous bisa terjadi dia tertekan karena dituduh sebagai pejahat. Namun bisa jadi timbul dari bawah sadar karena bersalah. Dari pengamatan Dewi, akurasi penerapan NLP pada Jessica mendekati 60 persen. Artinya dia berani memastikan Jessica melakukan sebuah kebohongan. (gun/idr/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahu Jessica Tersangka, Ibunda Mirna Histeris
Redaktur : Tim Redaksi