jpnn.com - SURABAYA - Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) Chairul Anwar hanya bisa geleng-geleng kepala.
Baru dua pekan dia memimpin, beban permasalahan KBS sudah terasa.
BACA JUGA: Warga Tolak Investor Tebu
Mulai kebersihan, kedisiplinan pegawai, hingga perilaku masyarakat.
Kemarin Jawa Pos menguntit Chairul yang sedang keliling KBS dari kejauhan sejak pukul 12.00. Dia tak sadar sedang dibuntuti.
BACA JUGA: Wali Kota Luruskan Pernyataan "Siap Pimpin Massa Demo Hari Ini"
Sengaja. Biar kegiatan blusukan yang dia lakukan tidak dibuat-buat.
Dari kejauhan wajah Chairul terlihat sangat kesal. Dahinya mengerut.
BACA JUGA: Dilarang Merokok dan Makan Pinang di Kampus!
Taman yang baru diperbaiki di dekat kandang monyet terinjak-injak.
Dia meminta para pengunjung untuk melihat hewan dari tempat yang disediakan.
Ditegur seperti itu, para pengunjung keheranan. Mereka tentu tak mengenal siapa dirinya.
Tanpa kata, para pengunjung berlalu meninggalkan taman yang sudah berantakan.
Belum 10 detik, rombongan lain datang menginjak-injak taman tersebut. Ya, memang kelakuan masyarakat itu bikin gemas.
Karena masih ada tanaman yang bisa diselamatkan, Chairul meminta ada petugas yang stand by.
Dia lalu melanjutkan perjalanan ke area permainan anak. Di sana banyak pengunjung yang melakukan piknik dadakan.
Mereka sudah bawa tikar dan makanan dari rumah. Masalahnya, sampahnya ditinggal begitu saja di tanah.
Karena tidak ada petugas kebersihan, Chairul yang ditemani empat pegawai KBS memunguti sendiri botol air mineral, kertas nasi bungkus, tisu, dan kantong plastik.
"Bu, Pak, setelah makan, nanti dibuang ke tempat sampah, nggih," kata Chairul. "Beres, Pak," ujar salah seorang pengunjung.
Saat didatangi Jawa Pos, Chairul menerangkan bahwa dirinya sering menemukan kebiasaan buruk pengunjung.
"Mereka kan ke sini bayar. Kalau dimarahi, bisa sepi KBS," ujar pria yang dilantik di Balai Kota Surabaya pada Senin (24/10) tersebut.
Faktor keamanan dan kenyamanan juga diperhitungkan. Di kolam renang anak-anak, Chairul menegur para petugas jaga.
Dia dibuat geleng-geleng kepala lagi karena air kolam berwarna hijau dan keruh.
"Tak layak untuk berenang," sebutnya.
Petugas hanya bisa berkelit bahwa air memang cepat keruh meski diganti setiap hari.
Sebab, dalamnya kolam hanya 0,5 meter. Sedangkan kondisi kemarin penuh anak-anak. Maklum, Minggu. Puncak kunjungan.
Selain itu, Chairul kemarin menjumpai petugas yang tidak berseragam. Bahkan, hanya pakai kaus singlet.
"Harus pakai seragam. Tidak boleh begini," tegurnya.
Setelah berkeliling di dalam KBS, dia menuju pintu masuk di Jalan Setail.
Di sana sampah terlihat lebih menumpuk. Pengunjung meninggalkan sampah-sampahnya saat mengantre tiket.
Selain itu, sobekan kertas tiket berserakan.
Petugas parkir juga kena teguran. Tidak ada zona yang jelas antara parkir mobil dan motor.
Banyak pula motor yang melawan arah untuk keluar dari pintu masuk.
Chairul meminta pengendara itu untuk berbalik arah menuju ke pintu keluar.
Kebiasaan tersebut dilakukannya setiap hari sejak dilantik. Dia perlu melihat langsung apa saja yang perlu diperbaiki.
Sebab, ada rencana merombak KBS. Sebelum berkeliling, Chairul menemui tim arsitek yang akan mendesain muka baru kebun binatang yang genap berusia 100 tahun pada 31 Agustus tersebut.
Yang akan dilakukan adalah revitalisasi zona yang dinilai kurang dan tidak produktif.
Semua zona juga diteliti. Mulai zona konservasi, komersial, edukasi, event, breeding atau pengembangbiakan, sampai sistem instalasi air bersih.
Anggota tim arsitek Sahabat KBS Zaky Umara menjelaskan, kerusakan taman di KBS terjadi lantaran tidak ada ruang yang cukup untuk melihat hewan. Perlu ada pembatas dari tali untuk melindungi taman.
"Pemilihan jenis tanaman juga perlu diperhatikan," ujar wakil ketua Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI) Jatim tersebut.
Soal wujud KBS nanti, Zaki menerangkan bahwa tim masih menyusun desain. Banyak yang harus dirombak.
Salah satunya gerbang KBS yang bakal dipindah ke selatan.
Itu membuat KBS berintegrasi dengan rencana pembangunan Terminal Intermoda Joyoboyo.
"Kami susun skema-skema yang bisa membuat KBS menuju kemandirian secara ekonomi," jelas alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut. (sal/c6/dos/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Boki Nita Masih Diinfus
Redaktur : Tim Redaksi