Dua Napi Kabur dalam Sepekan, Mudusnya Aneh-aneh

Minggu, 10 Juli 2016 – 07:43 WIB
Pelarian Napi Nusakambangan Saman dengan cara menggunakan seragam petugas lapas. terekam kamera cctv saat melawati Wijayapura, CCTV jam 11.23 Kamis (30/6). FOTO: ist for RADAR BANYUMAS

jpnn.com - JAKARTA - Ditjen Pemasyarakatan perlu mengevaluasi kewaspadaan petugas lembaga pemasyarakatan (lapas). Pasalnya, dalam kurun waktu sepekan belakangan, ada dua napi meloloskan diri. Hingga kini, dua-duanya juga belum berhasil ditangkap.

Kasus kaburnya napi tersebut terjadi di Lapas Besi Nusakambangan Kamis (30/6) dan Rutan Salemba Jumat (8/7). 

BACA JUGA: Hari Ini, Sebanyak 115 Ribu Kendaraan Diprediksi Melintas Di Tol Jakarta-Cikampek

Kasubdit Komunikasi Akbar Hadi Prabowo mengatakan, untuk kasus Lapas Besi, petugas sebenarnya kurang waspada karena menganggap napi bersangkutan sedang menjalani proses asimilasi (pembinaan menjelang bebas).

"Dalam proses tersebut, napi kan tidak berada di sel terus," kata Akbar. 

BACA JUGA: Ternyata Spidol Bisa Jadi Modal Kabur dari Rutan Salemba

Seperti diketahui, napi bernama Saman Hasan Zadeh Leili alias Messi, 30 itu kabur setelah menyamar mengenakan pakaian petugas. Dia dengan tenang melenggang pergi melalui dermaga yang menjadi akses satu-satunya Pulau Nusakambangan-Pulau Jawa dengan motor bebek milik sipir. 

Helm dan masker menjadi pelangkap agar wajahnya tak diketahui. 

BACA JUGA: Wow! Kantor Polisi Disarankan Mirip Markas Militer

Kini Ditjen Pemasyarakatan telah berkoordinasi bersama polisi untuk memburu napi bernama Saman Hasan asal Turki tersebut. Foto Saman juga telah disebar ke sejumlah titik.

Sementara itu, dalam kasus napi kabur di Rutan Salemba, Akbar mengatakan bahwa sebenarnya antisipasi sudah dilakukan sedemikian rupa. Namun, karena saat itu kunjungan keluarga membeludak, pengawasan memang luput dilakukan para petugas. 

"Pengunjung ada 2 ribuan, petugas saat itu ada 50 orang, terbagi dalam pendaftaran, registrasi, pemeriksaan barang, dan pengawasan ruangan," terang Akbar.

Sebenarnya Rutan Salemba telah menerapkan sistem pemindai sidik jari dan foto bagi para pengunjung. Namun, itu hanya diterapkan untuk pengunjung laki-laki. Nah, celah itulah yang dimanfaatkan Anwar.

Anwar, rupanya, bekerja sama dengan istrinya yang sedang membesuk. Sang istri membawakan gamis untuk penyamaran Anwar. 

Pengunjung perempuan selama ini hanya distempel untuk menandai. Stempel itulah yang diduplikasi dan dicap di tubuh Anwar. Jadilah, Anwar dan istrinya bisa kabur mengelabui petugas. (gun/c10/sof) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Brebes-Cikarang Cuma Butuh Waktu Tiga Jam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler