jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta kepolisian mengusut tuntas kasus bentrokan dua organisasi kemasyarakatan di Pasar Gembrong, Jalan Basuki Rahmat di Jakarta Timur, Sabtu (8/8) lalu. “Kami udah minta polisi atasi," ucap pria yang akrab disapa Ahok ini di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/8).
Dua ormas yang terlibat bentrok di Pasar Gembrong adalah FBR dan Pemuda Pancasila. Bentrok itu bermula saat iring-iringan ratusan sepeda motor dari FBR akan mengikuti kegiatan milad di kawasan Cakung. Mereka berkonvoi dari arah Tebet, Jakarta Selatan menuju Pondok Kopi.
BACA JUGA: Perum PPD Tunda Peresmian Transjabodetabek
Saat melintas di Pasar Gembrong, konvoi FBR melihat seorang juru parkir mengenakan seragam loreng oranye khas Pemuda Pancasila.
Ahok menngakui, banyak ormas yang menguasai lokasi parkir. Karena itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menggandeng kepolisian dan TNI untuk membantu melakukan pengawasan.
BACA JUGA: Pengamat Sebut Ahok Anggap Kemacetan Hal Biasa
Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan, Pemprov DKI tidak akan bekerja sama dengan kepala preman untuk pengelolaan lahan parkir. Sebaliknya, kata dia, Pemprov DKI akan menawarkan gaji sebanyak Rp 5,4 juta kepada juru parkir.
"Kan kami tawarkan 2 kali UMP buat yang di lapangan. Yang di lapangan seneng. Yang enggak senang kan bos-bosnya ini, yang enggak dapat setoran pasti enggak senang," tutur Ahok.
BACA JUGA: Memalukan! 3 PNS DKI Doyan Potong Anggaran
Menurutnya, potensi pendapatan dari parkir bisa mencapai Rp 1,8 triliun. Namun, Pemprov DKI hanya mendapat Rp 26 miliar.
"Berarti ini ratusan miliar, bagi-bagi dong di oknum-oknum ormas, oknum-oknum aparat yang main di lapangan. Makanya kita mesti lawan," tandas Ahok. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awasi PNS DKI, Ahok Ingin Kerjasama Dengan Google Maps
Redaktur : Tim Redaksi