Dua Pemicu Harga Bahan Pokok Naik Jelang Ramadhan

Senin, 23 Mei 2016 – 08:38 WIB
Beras. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Maulana mengakui dua pekan jelang Ramadhan saat ini beberapa harga bahan bahan pokok sudah mulai merangkak naik di pasar. 

Diantaranya daging sapi yang saat ini sekitar Rp 120-130 ribu per kilogram, harga bawang putih sekitar Rp 38-40 ribu perkilogram dan gula Rp 12-15 ribu perkilogram.”Kenaikannya masih dalam taraf normal,” ujarnya kemarin.

BACA JUGA: Harga Bahan Pokok Naik, Pejabat Anggap Masih Wajar

Bagi pedagang pasar, kata Maulana, kenaikan harga 20 persen di bulan Ramadhan masih wajar. Meski begitu dia menilai pemerintah harus terus memantau supaya harga tetap normal hingga akhir bulan Ramdhan.

”Sekarang harga masih lompat-lompat, kadang naik kadang turun sedikit. Tapi secara umum masih normal, hanya beberapa saja yang perlu diwaspadai,” terangnya.

BACA JUGA: Petani Tebu Tolak Impor Raw Sugar

Pihaknya berharap pemerintah bisa mengontrol harga karena kenaikan harga yang terlalu tinggi juga tidak diharapkan pedagang. Pasalnya, jika harga naik penjualan atau omzet biasanya malah turun.

”Kita ingin harga-harga tetap stabil, kalaupun naik ya tidak terlalu tinggi masih di bawah 20 persen. Jadi tidak mungkin kita ingin harga melambung tinggi,” sambungnya.

BACA JUGA: Genjot Pembangunan Rumah PNS dan TNI/Polri di Perbatasan

Menurut Maulana ada dua faktor utama penyebab melonjaknya harga bahan pangan di pasar yaitu masalah penawaran dan permintaan (supply-demand) dan masalah logistik atau rantai distribusi.

”Jangan setiap kali harga naik yang disalahkan pedagang. Padahal bisa jadi itu karena pasokan dari petani yang tersendat atau rantai distribusi yang terlalu panjang,” cetusnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandev mengatakan sampai saat ini belum ada kenaikan harga di pasar ritel modern. Sebab pedagang ritel sudah memiliki kontrak pasokan jangka panjang dengan suplier.

”Stok barang di ritel sudah mencukupi dan terjaga. Kami sudah menyiapkan stok barang sejak enam bulan lalu,” katanya.

Pihaknya tidak ingin menjadikan momen lebaran sebagai ajang untuk mengeruk keutungan terlalu tinggi. Bahkan sejumlah peritel telah menyiapkan program diskon Hari Raya Idul Fitri. Potongan harganya hinggamencapai 50 persen dari bulan sebelumnya.”Kita justru berfikir terbalik. Kalau bisa kasih diskon besar-besaran supaya omzet meningkat,” tegasnya.

Selama bulan Ramadan, pihaknya juga bekerja sama dengan pemerintah seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, serta pemerintah provinsi untuk melaksanakan pasar murah. 

Program pasar murah akan mulai gencar dilaksanakan akhir Mei 2016.”Kami menjamin, seluruh ritel anggota Aprindo tidak akan memainkan harga selama bulan Ramadhan,” jelasnya. (wir/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramadhan Sebentar Lagi, Harga Kebutuhan Pokok Melambung Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler