Dua Pilot WNI Gabung ISIS, Ini Reaksi Kemenlu

Kamis, 09 Juli 2015 – 19:22 WIB
Dua pilot WNI yang diduga sudah bergabung bersama ISIS. Foto: intercept

jpnn.com - JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir mengaku, pihaknya baru mendengar informasi terkait dua pilot WNI yang diduga bergabung dengan ISIS. Namun, kebenaran informasi itu masih ditelusuri hingga saat ini.

"Kami sudah minta informasi lebih dari security di Indonesia. Ini kan diduga di luar. Jadi kami harus berinisiatif apa yang mereka tahu tentang isu ini," ujar pria yang akrab disapa Tata itu di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (9/7).

BACA JUGA: Adakah Kemungkinan Teroris Beraksi saat Lebaran? Ini Jawaban Kapolri

Menurutnya, sulit untuk melakukan verifikasi informasi itu jika tidak ada registrasi secara nasional yang tercatat. Ia merujuk pada kasus seorang anggota Polri berpangkat brigadir yang disebutkan telah bergabung dengan ISIS. Polisi dari kesatuan Polres Batanghari, Jambi itu bernama Syahputra.

Dalam informasi pada situs Azzammedia dinyatakan, Brigadir Syahputra telah mengganti namanya menjadi Abu Azzyn Al Indunisiy. Ia disebutkan adalah salah satu kesatria mujahid di Syam (Syria). Namun, ia disebut-sebut telah tewas.

BACA JUGA: Sudahlah Pak Jokowi, Copot Saja Prasetyo dari Jaksa Agung

"Sulit bagi kami melakukan verifikasi. Mirip kasusnya seperti polisi di Jambi yang join ISIS. Tidak ada national registration untuk orang gabung ISIS. Tapi kami sudah minta national security, apa mereka tahu untuk isu ini," imbuh Tata.

Sebagaimana diberitakan, kepolisian Australia disebut-sebut melacak keberadaan dua pilot Indonesia yang bergabung dengan kelompok Islamic State (ISIS).

BACA JUGA: Macet Sulit Dihindari meski Ada Tol Cipali

Menurut media The Intercept yang mendapatkan dokumen ini, kedua pilot tersebut diketahui bernama Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno.

Media The Intercept adalah media yang menjadi corong bagi dokumen-dokumen rahasia yang dibobol oleh mantan kontraktor National Security Agency (NSA) Edward Snowden. Berdasarkan dokumen itu, The Intercept menyebutkan AFP melacak kedua orang itu melalui Facebok sejak September 2014. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksa Agung Prasetyo Pantas Direshuffle


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler