Dua Proyek Besar untuk Benahi Joyoboyo

Kamis, 16 Agustus 2018 – 10:53 WIB
Suasana terminal Joyoboyo. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Terdapat dua proyek besar yang disiapkan pemkot di sekitar Terminal Joyoboyo. Selain Jembatan Joyoboyo, pemkot berencana mengembangkan terminal yang menjadi ikon kota itu. Rencananya, bangunan tersebut diubah menjadi empat lantai.

Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto menyatakan, penertiban pedagang kaki lima (PKL) dan bangunan liar di sekitar Terminal Joyoboyo bertujuan untuk menyambut rencana itu. Dia mengungkapkan, terminal tersebut dikembangkan menjadi empat lantai. ''Saat ini masih dalam pembahasan,'' ujarnya.

BACA JUGA: Produktif, Seniman ini Sudah Lahirkan 27 Buku

Dia belum bisa memerinci secara detail rencana pembangunan itu. Sebab, kewenangan berada di dinas perumahan rakyat kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR) serta dinas perhubungan (dishub). Pihaknya hanya fasilitator di lapangan. Terutama persoalan yang berkaitan dengan lingkungan pembangunan.

Sebelumnya, Selasa (14/8), Satpol PP Kota Surabaya bersama petugas Trantib Kecamatan Wonokromo melangsungkan penertiban di Jalan Joyoboyo. Kawasan itu disterilkan dari bangunan liar dan lapak pedagang.

BACA JUGA: Please, Jangan Main HP saat Berkendara, Sudah Banyak Korban

Awalnya, sempat ada kabar bahwa penertiban itu dilakukan untuk menyambut rencana pembangunan Jembatan Joyoboyo yang menghubungkan Pulo Wonokromo dan Jalan Joyoboyo. Kini kabar terbaru menyebut penertiban itu juga dalam rangka pengembangan terminal.

Rencana pengembangan tersebut sudah lama digembar-gemborkan pemkot. Terminal tersebut akan menjadi pusat angkutan masal cepat (AMC) Surabaya. Nanti angkutan dari utara-selatan dan timur-barat berpusat di terminal itu. Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 271 miliar.

BACA JUGA: Belajar Sejarah dari Uang Kuno

Selain terminal, kawasan tersebut akan menjadi lahan park and ride. Lahan yang tersedia sekitar 11 ribu meter persegi. Kapasitas kendaraan untuk parkir 298 unit motor dan 145 unit mobil.

Pemkot menyosialisasikan rencana pengembangan itu pada 2016. Kala itu status Terminal Joyoboyo masih diperdebatkan. Pemerintah provinsi (pemprov) mengklaim terminal tersebut masuk tipe B. Karena itu, pengelolaannya diambil alih provinsi.

Keyakinan pemprov didasarkan jenis armada yang masuk ke terminal tersebut. Yakni, bus rute Surabaya-Mojokerto yang melewati terminal itu. Namun, pemkot membantah pernyataan pemprov.

Pemkot menegaskan, bus rute Surabaya-Mojokerto hanya lewat dan mangkal. Bus tersebut tidak masuk ke terminal. Armada lin di Terminal Joyoboyo melayani antarwilayah di Kota Surabaya. Karena itu, pemkot menyatakan terminal tersebut masuk tipe C dan ditangani Pemkot Surabaya. (riq/c15/ady)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Risma Anggarkan Rp 1 Triliun untuk Dua Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler