Dua Selat 'Hadang' Network Trans Asia Highway

Pemerintah Buka Pintu Bagi Investor

Jumat, 26 Februari 2010 – 16:04 WIB

JAKARTA - Indonesia, sudah ditetapkan masuk dalam jajaran negara yang tergabung dalam Network Trans Asia HighwayNamun selat Malaka dan Selat Sunda yang memisahkan dataran di Asia menjadi kendala membuat jalur perhubung transportasi antar  Asia

BACA JUGA: 2011, Target MRT Jakarta Beroperasi

Indonesia pun membutuhkan investor untuk membangun penghubung di dua selat tersebut.

"Indonesia sudah masuk Network Trans Asia highway, namun yang masih jadi keluhan dari negara-negara lainnya adalah masih terpisahnya dataran di Indonesia
Terutama di dua selat, yakni Selat Melaka (berada antara Malaysia dengan pulau Sumatera) dan Selat Sunda (Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa,red),’’ ujar Sekretaris Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Syahrial Loetan menjawab JPNN kemarin di ruang kerjanya.

Melihat jalur transportasi di benua Asia, hanya Indonesia kata Syahrial yang geografisnya banyak terpisah oleh pulau-pulau

BACA JUGA: Susno Merasa Belum Layak Gantikan Kapolri

Selain itu, kondisi infrastruktur jalan di kawasan Indonesia, juga masih jauh dibandingkan dengan infrastruktur negara-negara lainnya di Asia.

"Banyak tantangan yang Indonesia hadapi
Selain dua selat tadi, juga infrastruktur kita yang masih jauh dibandingkan negara lainnya

BACA JUGA: Tak Mungkin Ibukota Pindah dari Jakarta

Seperti dari Eropa ke Malaysia itu, berada dalam satu dataranSedangkan sampai ke Indonesia, banyak yang menghadangInilah yang sedang kita persiapkan mencari solusinya,’’ kata Syahrial.

Salah satu usaha pemerintah Indonesia, adalah dengan memaksimalkan Public Private Partnership (PPP) atau keterlibatan pihak swasta untuk menanamkan investasi di bidang transportasiMelihat peluang yang besar, Indonesia kata Syahrial menjadi salah satu negara dengan potensi investasi transportasi yang cukup memikat para calon investor.

"Kita akan kembangkan PPP dengan memundahkan investor menanamkan investasinyaKarena kalau diserahkan pada pemerintah, itu tidak akan mudah dan tidak ada uang sebesar ituTinggal nanti regulasinya bagaimana, semisal pengaturan antar kedua negara yang tetap akan diatur oleh pemerintah,’’ kata Syahrial.

Ditanya mengenai prioritas membangun jembatan diantara kedua selat tersebut, Syahrial mengatakan, saat ini yang lebih mendapat lirikan investor adalah Selat SundaSedangkan untuk Selat Melaka, masih menunggu kepastian investorMeski pemerintah Indonesia berjanji dan mempromosikan akan memberikan kemudahan, bukan berarti serta merta penawaran membangun jembatan antar Selat tersebut akan berlangsung mulus.

"Khusus untuk Selat Melaka, itu regulasinya sangat sulit sekali karena menghubungkan dua negaraTerlebih lagi, selat Melaka merupakan selat dengan aktifitas transportasi yang padat antar negara di duniaSelat Sunda, katanya sudah ada yang berminat tapi juga belum pastiBagi kita, meski investornya cuma satu, tetap akan kita gol-kan pembangunan jembatan tersebut, karena memang menjadi target pemerintah," jelas Syahrial(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Susno Puji Hasil Kerja Pansus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler