jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema konsisten melaporkan kinerja kepada masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejak dilantik sebagai anggota DPR pada 1 Oktober 2019, politikus muda yang akrab dipanggil Ansy Lema tersebut mengaku telah berkomitmen melaporkan hasil kerjanya kepada rakyat NTT setiap enam bulan.
BACA JUGA: Ansy Lema â Kementan Serahkan Puluhan Alsintan Kepada Petani di TTU
Oleh karena itu, tepat 1 Oktober 2021, Ansy kembali memberi laporan kinerja yang diunggah di akun facebook dan instagram.
Menurut Ansy, laporan kinerja merupakan wujud akuntabilitas, tranparansi dan komitmennya bekerja untuk rakyat pemberi mandat. Rakyat NTT adalah pemberi mandat, maka berhak tahu kinerjanya sebagai wakil rakyat.
BACA JUGA: KKP Memotong Bantuan Konkret untuk Rakyat, Begini Reaksi Ansy Lema, Tegas!
“Hari ini (kemarin) tepat dua tahun saya bekerja sebagai Wakil Rakyat. Sebagai Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) NTT II, saya berkomitmen untuk melaporkan hasil kerja secara periodik kepada rakyat. Sebelumnya, saya telah melaporkan kinerja enam bulan, satu tahun, dan satu setengah tahun selama bertugas di DPR RI. Laporan kinerja adalah wujud konsistensi, komitmen, sikap transparansi dan akuntabilitas saya sebagai wakil rakyat, penyambung lidah masyarakat NTT di Senayan,” ujar Ansy Lema di Jakarta, Jumat, (1/10/2021) pagi.
Perjuangkan 1.065 Alsintan
BACA JUGA: Komisi X DPR RI Dorong Dana Olahraga 2 Persen APBN Dalam RUU SKN
Secara garis besar, laporan kinerja Ansy memuat empat pokok: realisasi bantuan hasil kerja sama dengan mitra kerja Komisi IV DPR RI pada 2020 dan 2021, komitmen pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan, dan poin-poin substansif terkait regulasi dan kebijakan pro nelayan, petani, dan peternak serta konservasi lingkungan hidup.
Ansy mencatat, selama dua tahun bekerja sama dengan Kementan telah mengalokasikan bagi petani di NTT alat mesin pertanian (alsintan) pra dan pasca panen sebanyak 1.065 unit.
Dari total 1065 alsintan pra dan pasca panen selama dua tahun berkarya, tahun 2021 ia berhasil memperjuangkan 465 alsintan. Berbagai alsintan pra panen dan pasca panen di antaranya 2 unit Excavator, 24 unit Traktor Roda Empat, 134 Traktor Roda Dua, 736 Pompa Air, 75 Alat Perontok Jagung, 8 unit Combine Harvester, 39 unit Pemupil Jagung, dan lain-lain.
“Selama dua tahun, saya bekerja sama dengan Kementan mendatangkan 1065 alsintan pra panen dan pasca panen untuk NTT. Saat saya turun menjaring aspirasi, para petani meminta bantuan alsintan untuk meningkatkan produktivitas pangan mereka. Aspirasi tersebut kemudian saya teruskan dalam rapat bersama Kementan. Syukur puji Tuhan, Kementan menjawab aspirasi tersebut dengan mengirimkan berbagai jenis alsintan kepada para petani di NTT,” katanya.
Selain itu, dalam kerja sama dengan Kementan, Ansy telah memperjuangkan berbagai bantuan dan program pemberdayaan seperti bantuan ternak sapi dan ternak ayam kepada 35 kelompok peternak, bantuan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) kepada 34 kelompok, bantuan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) kepada 54 Kelompok Wanita Tani (KWT), dan masih banyak program pemberdayaan lainnya.
Ansy menjelaskan salah satu kegiatan terbaru tahun 2021 yang menjadi fokus kerja sama dengan Kementan adalah Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada petani dan penyuluh di NTT.
Selama tahun 2021 telah digelar 11 kali Bimtek yang melibatkan ratusan petani dan penyuluh di NTT. Kegiatan Bimtek sangat penting untuk meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh agar mahir menanam, memelihara, memanen, mengolah pasca panen dan memasarkan berbagai produk pertanian, perkebunan, dan peternakan.
“Terakhir, saya menggelar Bimtek bagi 98 peternak dan 2 penyuluh peternakan di Kabupaten Sumba Barat Daya. Kegiatan Bimtek bertema 'Pencegahan Virus African Swine Fever (ASF) pada Ternak Babi'. Selain Bimtek, saya mendesak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan untuk menghasilkan vaksin ASF,” ujarnya.
Dalam kerja sama dengan mitra Kementeriaan Kelautan dan Perikanan (KKP), Ansy memberikan bantuan 10.020 kilogram pakan ikan dan 1.000.000 bibit ikan, bantuan kapal dan peralatan perikanan tangkap, bantuan budidaya ikan air tawar sistem bioflok kepada delapan institusi, bantuan Gemarikan berupa pembagian ikan segar dan produk olahan ikan kepada masyarakat.
"Khusus bantuan bioflok, selama dua tahun 8 institusi/komunitas mendapat bantuan ini. Setiap kelompok mendapat Rp. 188,29 juta, sehingga total bantuan mencapai Rp. 1,5 miliar. Empat kelompok penerima tahun 2021 sementara pada tahapan realisasi, sedangkan empat penerima tahun 2020 sudah tiga kali panen," tambahnya.
Ansy menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memberikan Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang Pesona) kepada 20 kelompok tani hutan, Kebun Bibit Rakyat (KBR) kepada 15 kelompok, pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Komunal (IPAL) di Universitas Nusa Cendana, dan pembagian 40.000 bibit pohon produktif secara gratis kepada masyarakat untuk ditanam di pekarangan rumah sebagai wujud nyata kesadaran ekologis.
Minta Dukungan Rakyat
Ansy menyadari, di tengah pandemi yang penuh ketidakpastian dan dinamika aspirasi masyarakat yang tinggi, perjuangan selama dua tahun ini belumlah cukup. Tidak hanya melakukan fungsi anggaran dan pengawasan, dirinya fokus mengawal revisi UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Ini penting agar keanekaraman hayati dilindungi dan dilestarikan dalam spirit pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, Ansy mengaku selalu terbuka bahkan membutuhkan dukungan, kritik, saran dan masukan masyarakat demi peningkatan dan perbaikan kualitas kerja sebagai penyambung lidah rakyat NTT di Senayan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich