Dua Terduga Teroris Keluar Masjid, Disambut Densus 88, Dor!

Jumat, 18 Mei 2018 – 11:27 WIB
Penggerebekean terduga teroris di Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/5) malam. Foto: Humas Polda Jatim

jpnn.com, SIDOARJO - Densus 88 Antiteror menyergap sejumlah terduga teroris di Sidoarjo, Jatim, Rabu (16/5) malam. Dua tempat menjadi sasarannya. Lokasi pertamanya Jalan Avia, Perumahan Auri, RT 3 RW 1, Lemahputro. Nah, titik selanjutnya adalah Jalan Prambanan IV, Perumahan AL, Sugihwaras.

Di Lemahputro, dua orang diamankan petugas. Yakni, Hari Sudarwanto dan Wawan. Mereka adalah saudara Budhi Satrio, terduga teroris yang ditembak mati di Perumahan Puri Maharani, Masangan Wetan, Sukodono, pada Senin (14/5).

BACA JUGA: Puluhan Orang di Perumahan Ini Ikut Jaringan Radikal Teroris

Hari merupakan adik ipar Budhi. Lelaki 47 tahun itu adalah suami Fitri Amin Sugesti, adik kandung Budhi. Sedangkan Wawan adalah kakak kandung Hari.

Malam itu, keduanya sempat Salat Tarawih di masjid kompleks perumahan. Namun, tidak ikut sampai akhir. Mereka meninggalkan masjid saat Salat Witir berlangsung. “Saya di saf paling belakang. Mereka di saf kedua,” ujar Dewa Saputra, salah seorang warga.

BACA JUGA: Densus 88 Tangkap Guru PNS Terduga Teroris

Dewa menyebut tidak lama setelah dua terduga teror itu keluar, terdengar rentetan suara. Meski begitu, jemaah tidak bubar. Warga beranggapan suara itu dari petasan. Dewa baru sadar ada penangkapan terduga teroris tidak lama berselang.

Banyak warga berkumpul di depan rumah kosong bernomor 189. Jaraknya tidak jauh dari rumah Siti Roylah, ibu Budi, yang tinggal di nomor 193. Di depan rumah kosong itu terdapat bercak darah di atas paving. “Kata orang-orang langsung dimasukkan mobil. Dibawa ke Polda,” jelasnya.

BACA JUGA: Usai Tarawih, Tak Ikut Witir, 2 Teroris Didor Densus 88

Menurut informasi, salah satu dari keduanya meregang nyawa. Yang tewas adalah Hari. Dia dinyatakan meninggal pukul 22.30 di RS Bhayangkara Polda Jatim. Sedang Wawan terus menjalani pemeriksaan untuk pengembangan.

Ketua RT 3 RW 1 Heri Soesanto mengatakan, dua terduga teroris itu adalah tamu. Mereka bukan warga tetap. “Dari luar kota,” katanya.

Wawan selama ini tinggal di Bandung. Dia belum lama datang. Begitu juga dengan Hari yang menetap di Perumahan Bukit Singosari Raya, Malang. Mereka datang ke Kota Delta untuk menghadiri pemakaman Budi.

“Wawan sempat datang ke rumah saya sehari sebelum diamankan, membicarakan masalah pemakaman saudaranya,” paparnya.

Heri mengaku tidak terlalu kenal dengan keluarga yang tinggal di rumah nomor 193. Selain ditinggali Roylah, di sana juga ada Sri Rahayu Lestari, adik Budi. “Bapak Budi sudah meninggal,” terangnya.

Mantan Kabag Hukum Pemkab Sidoarjo itu merasa tidak ada aktivitas mencurigakan di rumah berpagar kuning tersebut. Hanya saja, dia tidak memungkiri pernah dihubungi polisi. Mereka mencari Budi. “Mungkin alamat yang dikantongi polisi masih di sini, padahal yang dicari jarang terlihat. Sudah pindah ke Sukodono,” ungkapnya.

BACA JUGA: Densus 88 Tembak Mati Ketua RT Dua Periode

Pihak berwajib, kata dia, menggali keterangan tentang keseharian Budi. Hari pun menjawab seadanya. Bahwa yang dicari hanya sesekali terlihat. “Informasi dari polisi pernah beberapa kali menjenguk napi teroris. Dimana dan siapanya yang didatangi itu tidak dibuka,” katanya.

Heri merasa prihatin dengan keluarga di rumah itu. Mereka kini menjadi pusat perhatian. “Ibunya (Roylah) padahal sedang sakit. Dulu jantung tapi belakangan katanya terkena struk,” jelasnya.

Roylah dan anak perempuannya yang tinggal di sana dikenal baik dengan warga. Mereka bahkan aktif di berbagai kegiatan. Mulai dari pengajian sampai PKK. “Saudara Budi yang lain sudah lama tidak di sana. Tinggal di rumah sendiri semua,” kata pria yang menjadi penghuni Perumahan Auri sejak 2004 tersebut.

Jawa Pos sempat mendatangi rumah yang ditinggali Roylah. Namun, penghuninya merasa keberatan menerima. Dua perempuan tampak mengintip dari jendela. Mereka memakai masker. “Kami sudah cukup menderita,” kata salah satunya.

Nada suaranya terdengar parau. Bisa jadi menahan kesedihan. “Masku itu orang baik. Gak mungkin jadi teroris,” imbunya sembari menutup jendela yang terbuka. (edi/uzi)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Temukan Buku Pedoman Terorisme di Tangerang


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler