jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak 23 terduga teroris ditangkap Densus 88 Antiteror, salah satunya guru PNS, pascakejadian peledakan bom bunuh diri di tiga gereja dan di Mapolrestabes Surabaya.
Jumlah itu termasuk tangkapan terakhir di Probolinggo dan Sidoarjo pada Rabu (16/5) malam lalu. Dari penangkapan kemarin, satu orang ditembak mati karena melakukan perlawanan. “Ada yang menyerahkan diri satu, ketika kami melakukan penangkapan di Sidoarjo,” ucap Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, kemarin.
BACA JUGA: Densus 88 Tembak Mati Ketua RT Dua Periode
Penangkapan tersebut, terus berlangsung hingga ke Probolinggo. Tiga terduga teroris ditangkap yakni Muhammad Fatwa, Irvan Suhardianto, dan Harits Arifin. Mereka ditangkap di kediamannya masing-masing. Dua diantaranya berada di Kecamatan Wonoasih, Kabupaten Probolinggo.
Yang mengejutkan adalah, salah satu terduga teroris merupakan seorang guru berstatus PNS (pegawai negeri sipil). Dia adalah Harits Arifin. Sehari-hari, dia mengajar sebagai guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Kotaanyar, Probolinggo. Statusnya di sekolah tersebut merupakan seorang wali kelas, dari XII TKR (teknik kendaraan ringan) 3.
BACA JUGA: Anton Si Terduga Teroris Ditembak Mati, Belum Bayar Utang
Dikonfirmasi tentang hal tersebut, Machfud hanya membenarkan tentang adanya terduga teroris yang berstatus PNS. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, tentang bagaimana statusnya sebagai tersangka teroris mempengaruhi Harits.
BACA JUGA: Densus 88 Tembak Mati Ketua RT Dua Periode
BACA JUGA: Tri Murtiono Pelaku Bom Mapolrestabes Ternyata Takut Mati
“Sepertinya, sudah menjadi logika jika dia ditetapkan sebagai tersangka secara hukum, status dia akan hilang, tapi saya tidak tahu lagi,” tegas pria asli Ketintang, Surabaya tersebut.
Machfud juga menjelaskan bahwa pihaknya mem-back up penuh Densus 88 Antiteror untuk melakukan pembersihan jaringan teroris. ''Di Jatim, penanganan sudah menunjukkan hasil. Warga sudah mulai beraktivitas seperti biasa,'' katanya.
Machfud memberi patokan, kepada jumlah warga yang ikut dalam salat tarawih, yang pertama pada Rabu (16/5) yang lalu di Masjid Al-Akbar, Surabaya. “Ada dua puluh ribu jemaah yang datang, kalau masih takut, tidak akan ada sebanyak itu yang datang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tiga Perbedaan Bom Bunuh Diri JI dan JAD, Mereka Mengerikan!
Namun, dia juga tidak mau lengah. Hanya karena, masyarakat sudah kembali beraktifitas seperti biasa, tanpa terganggu. Dia tetap akan melakukan beberapa pencegahan, di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Jatim. Beberapa di antaranya, adalah dengan melakukan patroli keliling. (bin/ano)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengunjung Polda Jatim Diperiksa Detail
Redaktur & Reporter : Soetomo