JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah merampungkan berkas perkara milik dua tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Alquran di Kementerian Agama Zulkarnaen Djabar dan puteranya, Dendy Prasetya. Berkas perkara keduanya kini siap dilimpahkan ke proses penuntutan.
"Insya Allah, hari ini sudah P21 (pelimpahan berkas," ujar Dendy di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (4/1). Ia datang memenuhi panggilan KPK untuk menandatangani berkasnya. Saat datang Dendy masih menggunakan "kruk" penopang tubuhnya, karena luka pada kakinya akibat kecelakaan. Dendy datang didampingi pengacaranya Erman Umar.
Menyusul setelah Dendy, ayahnya Zulkarnaen juga mendatangi gedung KPK. Politisi Golkar itu datang dari Rutan Guntur, Jakarta Selatan. Ia memakai baju tahanan KPK.
"Saya dipanggil JPU buat tanda tangan berkas. Katanya sudah P21 (pelimpahan berkas). Terima kasih teman-teman," ujar Zulkarnaen.
Selanjutnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK memiliki waktu 14 hari untuk membuat surat dakwaan atas keduanya. Setelah itu, ayah dan anak itu akan segera duduk di kursi panas Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.
Seperti diketahui, KPK menetapkan Dendy sebagai tersangka penerima suap terkait pembahasan anggaran proyek pengadaan Alquran 2011-2012 dan pengadaan alat laboratorium komputer madrasah tsanawiyah 2010-2011 di Kementerian Agama. Ayah Dendy, Zulkarnaen Djabar, yang juga anggota Badan Anggaran DPR dari Partai Golkar, ikut menjadi tersangka. Keduanya diduga menerima suap sebesar Rp 4 miliar terkait kedua proyek tersebut.
Pada APBN pokok 2012, anggaran pengadaan Quran sebesar Rp 55 miliar. Kemudian, pada APBN Perubahan anggaran naik dua kali lipat menjadi Rp 110 miliar untuk 2 juta Quran. Adapun anggaran pengadaan alat laboratorium komputer pada APBN 2010-2011 sebesar Rp 31 miliar. (flo/jpnn)
"Insya Allah, hari ini sudah P21 (pelimpahan berkas," ujar Dendy di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (4/1). Ia datang memenuhi panggilan KPK untuk menandatangani berkasnya. Saat datang Dendy masih menggunakan "kruk" penopang tubuhnya, karena luka pada kakinya akibat kecelakaan. Dendy datang didampingi pengacaranya Erman Umar.
Menyusul setelah Dendy, ayahnya Zulkarnaen juga mendatangi gedung KPK. Politisi Golkar itu datang dari Rutan Guntur, Jakarta Selatan. Ia memakai baju tahanan KPK.
"Saya dipanggil JPU buat tanda tangan berkas. Katanya sudah P21 (pelimpahan berkas). Terima kasih teman-teman," ujar Zulkarnaen.
Selanjutnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK memiliki waktu 14 hari untuk membuat surat dakwaan atas keduanya. Setelah itu, ayah dan anak itu akan segera duduk di kursi panas Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.
Seperti diketahui, KPK menetapkan Dendy sebagai tersangka penerima suap terkait pembahasan anggaran proyek pengadaan Alquran 2011-2012 dan pengadaan alat laboratorium komputer madrasah tsanawiyah 2010-2011 di Kementerian Agama. Ayah Dendy, Zulkarnaen Djabar, yang juga anggota Badan Anggaran DPR dari Partai Golkar, ikut menjadi tersangka. Keduanya diduga menerima suap sebesar Rp 4 miliar terkait kedua proyek tersebut.
Pada APBN pokok 2012, anggaran pengadaan Quran sebesar Rp 55 miliar. Kemudian, pada APBN Perubahan anggaran naik dua kali lipat menjadi Rp 110 miliar untuk 2 juta Quran. Adapun anggaran pengadaan alat laboratorium komputer pada APBN 2010-2011 sebesar Rp 31 miliar. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Pusat Kena Razia di Daerah, Tetap Disanksi
Redaktur : Tim Redaksi