jpnn.com - JAKARTA - Makin banyak saja cabang olahraga yang mengalami dualisme. Beberapa kalangan pun menyesalkannya. Bagaimana tidak, konflik internal induk organisasi bisa menganggu pembinaan atlet jelang SEA Games 2015 di Singapura, Juni mendatang.
Yang cukup disayangkan pula, munculnya konflik terjadi usai pelaksanaan pemilihan ketua umum melalui Musyawarah Nasional (Munas) ataupun Kongres.
BACA JUGA: Sebut Dejan Antonic Arogan
Salah satu contohnya adalah Munaslub PB ISSI (balap sepeda) dan Munas PB TI (taekwondo). Bahkan, bulu tangkis di wilayah DKI Jakarta ikut terkena dampak, setelah Ketua Pengprov PBSI DKI Icuk Sugiarto dipecat dari jabatannya. Konflik semakin melebar setelah digelar Musorprovlub PBSI DKI dengan memilih Alex Tirta sebagai ketua umum.
Karena itu, beberapa kalangan menilai alangkah baiknya jika Munas atau Kongres digelar setelah pelaksanaan SEA Games.
BACA JUGA: Belum Digaji, Pemain Persija Kehilangan Motivasi
Mantan pemain Timnas Indonesia Ricky Yacobi mengatakan bahwa prestasi atlet harus diperhatikan dan diutamakan oleh induk olahraga masing-masing sebelum tampil di SEA Games 2015. Apalagi, waktu pelaksanaan event dua tahunan tersebut tinggal tiga bulan. Oleh karenanya, setiap pengurus pusat atau pengurus besar (PP/PB) harus memikirkan bagaimana cara menggembleng atlet supaya mampu meraih medali di SEA Games.
"Para pengurus harus fokus membina atletnya masing-masing. Mereka akan berjuang di SEA Games demi Merah Putih, sehingga perlu diutamakan. Harapan kita adalah raihan prestasi gemilang di pentas SEA Games saat digelar di negara lain," kata Ricky Yacobi, Minggu (22/3).
BACA JUGA: Berkat Remy, Chelsea Sukses Jauhi City
Hal senada diungkapkan Anggota Tim Sembilan bentukan Kemenpora, Djoko Susilo. Dia mengutarakan, setiap PB/PP yang ingin menggelar Munas atau Kongres untuk menunda terlebih dulu sampai SEA Games 2015 berakhir yang waktu pelaksanaannya tinggal beberapa bulan ke depan.
Untuk diketahui, sedikitnya ada empat cabang yang memiliki agenda Munas atau Kongres pada tahun ini. Salah satunya adalah PSSI. Induk sepak bola nasional tersebut berencana menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 18 April mendatang di Surabaya. Bahkan, mereka sudah menetapkan sembilan kandidat akan bersaing menjadi ketua umum PSSI untuk periode empat tahun ke depan.
"Lebih baik seperti itu (Munas/Kongres setelah SEA Games). Khusus PSSI agar Kongres bisa demokratis dan menghasilkan pengurus yang berkualitas," ujarnya.
Sementara itu, Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot Dewa Broto tengah menyiapkan kebijakan berupa larangan bagi PB atau PP untuk menggelar Munas atau Kongres sebelum pelaksanaan SEA Games. Bagi Kemenpora, alangkah idealnya Kongres atau Munas digelar usai SEA Games. "Kami akan membahas masalah ini pada pekan depan (pekan ini-red). Kami lihat dampak negatif dan positifnya. Yang jelas, sudah ada masukan kepada kami terkait masalah ini," kata Gatot.
Menurut Gatot, alangkah baiknya semua cabang olahraga proyeksi SEA Games fokus pada pemusatan latihan nasional (Pelatnas). Apalagi, mereka dikirim ke Singapura tak sekadar untuk jalan-jalan, tapi meraih medali untuk mengharumkan nama bangsa. "Ada kepentingan lebih besar yang harus dilakukan, yaitu menyiapkan atlet menuju SEA Games. Tapi, kebijakan soal Munas atau Kongres, baru kami putuskan pekan depan," ungkapnya. (dra/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... El Clasico: Barca Pede, Madrid Merendah
Redaktur : Tim Redaksi